Limapuluh Kota — Antisipasi wabah penyakit lalat buah, Bupati Lima Puluh kota ajak gubernur tinjau lokasi kebun jeruk di Gunung Omeh dan Kec. Bukit Barisan.
Mendengar keluhan masyarakat tentang wabah penyakit lalat buah yg menyerang di tiga kecamatan yakni Bukit Barisan, Gunung Omeh dan Bukit Barisan. Bupati Lima Puluh Kota bersama Kepala Dinas Pertanian berkoordinasi ke Pemerintah Provinsi mencari solusi bersama dalam penanggulangan hama lalat buah pada jeruk.
Hal ini disambut positif oleh Gubernur Sumatera Barat dengan mengontak Bupati Limapuluh Kota untuk melakulan kunjungan bersama ke lokasi Jeruk Siam Gunuang Omeh pada hari Minggu, 08 Mei 2022.
Dalam kunjungan tersebut, gubernur didampingi Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat Ir. Syafrial, Kepala BPTH Ir. Suardi dan Kepala Bidang Hortilultura Dinas Pertanian Provinsi Sumateta Barat.
Sedangkan Bupati Lima Puluh Kota didampingi Kadis Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Witra Porsepwandi dan anggota DPRD kab. Lima Puluh Kota Doni Iklash SH. Turut hadir petugas Hama dan Penyakit Tanaman Provinsi Sumatera Barat dan penyuluh pertanian Kecamatan Baruah Gunuang, Gunuang omeh dan Suliki.
Dalam kunjungan Gubernur dan Bupati melihat langsung kondisi jeruk masyarakat dan berencana akan menurunkan tim ahli Litbang bagaimana pencegahan lalat buah ke depannya, dan akan menjadikan Gerakan Pengendalian Hama Jeruk sebagai salah satu fokus kegiatan ke depannya.
Dan untuk permasalahan pupuk akan dicari solusi bersama antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten bersama dengan menurunkan ketergantungan petani terhadap pupuk kimia.
Selanjutnya, Bupati Lima Puluh Kota menyampaikan bahwa Jeruk Siam Gunung Omeh merupakan kebanggaan Kab. Lima Puluh Kota dan salah satu sumber mata pencarian utama masyarakat di tiga kecamatan yakni Gunung Omeh, Suliki dan Bukit Barisan.
“Selama ini sudah ada Gerakan Pengendalian Hama penyakit jeruk ini, tetapi ternyata tetap banyak berkembang lalat buah. Ini yang akan kita carikan solusinya, salah satunya adalah Gerakan Terpadu pengendalian Hama lalat Buah secara bersamaan di tiga kecamatan bahkan Se Kabupaten Lima Puluh Kota, sehingga tidak ada lagi tempat lalat buah untuk berkembangbiak,” ungkap bupati.
Lebih detail Kepala Dinas Pertanian Limapuluh Kota, Witra Porsepwandi menyampaikan, bahwa produksi jeruk Kab. Lima Puluh Kota tahun 2020 adalah 58.193 ton, sementara tahun 2021 produksi jeruk di kabupaten Lima Puluh Kota menurun menjadi 38.368 ton.
“Kita akan adakan Bulan Gerakan pengendalian hama lalat buah, dilakukan serentak di 3 kecamatan. Luas Jeruk di Kabupaten Limapuluh Kota adalah 1381 Ha. Gerdal lalat buah tidak bisa sepotong sepotong, harus serentak di 1381 Ha. Kalau tidak menyeluruh, lalat buah akan sulit untuk diberantas. Karena, jika Gerdal hanya dilakukan di 100-200 Hektar, maka lalat buah akan pindah ke tempat yang tidak dilakukan Gerakan Pengendalian dan membuat tempat perkembangbiakan baru. Kita harus berantas total, jangan ada lagi tempat lalat buah berkembangbiak,” terang Witra.
Dalam kunjungan ini Gubernur Sumatera Barat dan Bupati Lima Puluh Kota meninjau lokasi jeruk di tiga lokasi, yakni Jorong Lubuak Aua dan Jorong Aia Angek Nagari Koto tinggi dan terakhir di Jorong Bigau, Nagari Baruah Gunuang.
Pertemuan diakhiri dengan sholat zuhur dan makan bersama di Mesjid Raya Baruah Gunuang. (Bambang)
Discussion about this post