Lubuk Basung — Pertemuan masyarakat antara ranah dengan rantau tidak dapat kita pisahkan, karena dengan kesamaan budaya dan tradisi yang mereka timba semasa bersama dikampung halaman akan menjadikan kerinduan yang amat dalam bagi masyarakat di kabupaten Agam.
“Kalau bukan karena tinta tidak akan kutulis puisi, kalau bukan karena cinta tidak akan kudatang ke sini.”
Demikian Bupati Agam Dr.Indra Catri mengawali sambutannya di acara malam ramah tamah dalam penyambutan perantau Manggopoh bersama anak nagari setempat, Sabtu (9/6/2019) di Manggopoh, Lubuk Basung, kabupaten Agam.
Pembukaan dari Indra Catri tersebut memang sangat beralasan, terlebih karena keinginannya menjadikan Manggopoh sebagai nagari maju dan terpandang.
“Banyak contoh sudah dilakukan dan diperlihatkan oleh Anak Nagari Manggopoh dalam membangun nagari, semangat perpaduan rantau dan tapian ini harap dipertahankan”, harapan bupati.
Bupati Agam menjelaskan pada beberapa nagari di Agam telah berhasil mencapai level dimana perantau dan masyarakat di kampung halaman memiliki ikatan yang kuat, dan tumbuh hingga menjadi social kapital pembangunan nagari.
Namun untuk mencapai keterikatan yang kuat itu dibutuhkan adanya tokoh yang mempersatukan, adanya kegiatan-kegiatan perekat, hingga terakhir tercipta tradisi dan budaya saling bahu-membahu antara rantau dan kampung halaman.
“Misalnya Nagari Salo yang punya kiat mengaitkan tradisi pulang basamo dengan kegiatan MTQ dan Khatam Al-Qur’an yang separo pesertanya adalah anak kamanakan dari rantau”,.
“Nagari Koto Gadang, menyediakan sarana infrastruktur yang berperan besar menjaga para perantau betah di kampung halaman, membuat tempat bermain untuk anak kamanakan seperti taman bunga dan taman buah”,
Kegiatan semacam itu, karena dilakukan secara berkelanjutan, telah menjadi budaya yang melekat bagi anak kemenakan”, jelas bupati.
“Magek saondoh yang walau tidak setiap tahun, namun fokus dengan pembinaan intelektual dan sosial kemasyarakatan anak kemenakan di kampung halaman. Balingka dengan ketokohan pemuka masyarakatnya, mampu mengaitkan semua elemen dalam membangun nagari”, katanya.
Berkaca dari beberapa nagari di atas, bupati Indra Catri memiliki harapan besar bahwa kedepannya Nagari Manggopoh dan nagari lainnya di Agam, akan semakin berkembang dengan kerjasama yang solid antara perantau, anak nagari dan pemerintah.
“Insya Allah kami selaku pemerintah akan selalu berusaha merumuskan formula yang efektif dalam membangun nagari, menggunakan setiap potensi yang ada. Keberadaan tokoh masyarakat Ninik Mamak, penyelenggaraan kegiatan perekat yang berkembang menjadi budaya dan tradisi adalah modal awal yang besar dalam pembangunan nagari”, pungkas Indra Catri.
Ditempat terpisah perantau Manggopoh merasa terharu dengan penyambutan yang dilaksanakan oleh masyarakat dikampung halaman,
Edi (35) tahun profesi sebagai pedagang , perantau dari Tanggerang mengungkapkan, ” saya asli masyarakat asal manggopoh sudah 15 tahun merantau ke daerah Tanggerang, saya sangat terharu dengan penyambutan masyarakat di kampung halaman, karena dengan layanan masyarakat di manggopoh sangat istimewa untuk kami, harapan saya pertemuan antara perantau dengan masyarakat, bisa diadakan setiap tahunnya,,,karena dengan adanya penyambutan ini, bisa pelepas rindu buat saya pribadi, keakraban semacam ini akan mengenang masa lalu waktu masih dikampung”, kata Edi.
( Ban )
Discussion about this post