Bukittinggi — Hampir tiap tahun pengujian (keur-kir) kendaraan bermotor tidak menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) Bukittinggi, sejak beberapa waktu lalu telah menggodok pengujian kerjasama (PKS) dengan Pemerintah Kabupaten Agam, memanfaatkan gedung dan peralatan di Gaduik, Tilatang.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bukittinggi, Joni Feri menjawab pertanyaan Reportaseinvestigasi, di ruang kerjanya tentang upaya menghasilkan kembali PAD dari unit Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Gaduik yang terputus sejak tahun 2019 lalu.
Kadishub menceritakan, setelah pendelegasian pemungsian unit PKB Gaduik dari Pemprov Sumbar kepada Bukittinggi dan Agam, melalui Kir kendaraan bermotor ini memasukan ratusan juta rupiah pada PAD Bukittinggi.
Namun setelah berlangsung penyerahan gedung dan peralatan kir oleh Pemprov Sumbar kepada Pemkab Agam tahun 2019, posisi Bukittinggi tidak mendapatkan kewenangan lagi untuk melakukan uji kendaraan bermotor.
Akibatnya tentu saja ratusan juta rupiah sumber PAD dari unit PKB Gaduik tersebut tidak dapat lagi diperoleh.
Padahal beberapa tahun sebelumnya, Pemprov Sumbar sudah berjanji kepada Pemko Bukittinggi untuk melakukan “tukar-guling” tanah pembangunan kantor SAMSAT di atas tanah milik Pemko Bukittinggi, masih di kawasan Gaduik, dengan tanah tempat PKB berdiri.
Janji lisan tersebut ternyata tidak pernah terwujud dalam kesepakatan secara tertulis tertulis antara Pemprov Sumbar dengan Pemko Bukittinggi.
Bahkan kenyataan yang terjadi, Pemprov Sumbar malah menghibahkan tanah berikut bangunan serta peralatan PKB kepada Pemkab Agam.
Sejak penyerahan itulah eksistensi Bukittinggi di unit PKB Gaduik tidak ada lagi. Kendaraan bermotor yang diuji terpaksa diserahkan kepada UPT PKB Agam.
Agar PAD untuk Bukittinggi dari PKB bisa didapat kembali, Joni menambahkan kini tengah digodok PKS dengan Pemkab Agam, di bawah monitoring Dishub Sumbar dan BPTD Wilayah III Sumbar, Kemenhub.
Kalau lagi PKS ini terwujud, namun kepala UPT PKB Dishub Bukittinggi, Anhar Yazid mengakui, PAD yang bakal diperoleh Bukittinggi tidak mungkin lagi sebanyak sebelumnya, karena sudah terbagi dengan Agam. (Pon)
Discussion about this post