PARIAMAN – Gerakan Pelopor Sholat Subuh Berjamaah Anak-anak Indonesia Cerdas (GP-SSBAIC) akan memberikan reward kepada anak-anak yang rajin sholat subuh di mesjid. Gerakan yang mendapat dukungan dari pengurus-pengurus mesjid ini, mendorong anak-anak serta orangtua untuk meramaikan mesjid terutama pada waktu sholat subuh. Hal itu diutarakan oleh mantan Walikota Pariaman dua periode Drs. H. Mukhlis Rahman, MM selaku Koordinator Sumbar GP-SSBAIC.
“Gerakan ini mendapat animo yang cukup tinggi dari masyarakat. Bahkan dengan adanya gerakan ini, pengurus–pengurus mesjid turut berpartisipasi memberikan tambahan reward berupa sepeda kepada anak-anak yang rajin berjamaah ke mesjid,” sebutnya.
GP-SSBAIC sendiri merupakan lembaga dakwah yang bertujuan menggerakkan anak-anak muslim Indonesia, untuk gemar melakukan sholat subuh berjamaah di mesjid. “Tentunya anak-anak itu digembleng sama orangtuanya,” ucap mantan kepala daerah yang dulu gencar melaksanakan program Gerakan Subuh Barokah dan program Magrib Mengaji sewaktu menjabat Walikota Pariaman ini.
Mukhlis mengatakan, reward sepeda akan diberikan kepada anak-anak yang rajin berjamaah ke mesjid, dihitung sejak pemberian hadiah ke pengurus mesjid.
“Misalkan sekarang kita sudah menyerahkan hadiah ke beberapa pengurus mesjid seperti, Mesjid Manggung, Gadur, Pauh Kambar. Hadiah akan diberikan dalam jangka waktu 4 bulan ke depan. Nah, pengurus mesjid akan melakukan ceklist kepada anak-anak yang rajin beribadah ke mesjid, setiap waktu. Siapa yang paling sering sholat di mesjid, dia akan dapat sepeda,” paparnya.
Saat ini, untuk sementara, kata Koordinator pengurus GP-SSBAIC Sumbar ini, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman adalah pilot project program tersebut. “Sasaran kita ke depan agar terselenggaranya shalat subuh berjamaah di kalangan anak-anak pada setiap mesjid se Indonesia. Dimulai dari Padang Pariaman dan Kota Pariaman sebagai pilot project-nya,” sebut mantan walikota yang menerima penghargaan kategori kepala daerah bidang motivasi Tahfidz Qur’an ini.
Dia juga menambahkan, mesjid yang jadi pelaksana memiliki syarat. Pertama, aktif melaksanakan sholat 5 waktu, infrastrukturnya baik, pengurus respond dan siap mengadministrasi kehadiran anak-anak, orangtua siap mendampingi anak-anaknya ke mesjid, dan tentunya masyarakat mendukung program ini.
Discussion about this post