Bukittinggi — Persoalan sampah yang sudah menjadi issu global, memang memerlukan program penanganan yang tepat dan berdaya guna, terutama oleh pemerintah.
Di kota Bukittinggi misalnya, dengan produksi sampah rata-rata 120 ton pada hari biasa, penanganannya bukan pekerjaan gampang. Tidak bisa hanya dengan membuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang kian terbatas daya tampungnya.
Walau sebagian besar dari ratusan ton sampah yang meningkat jumlahnya pada hari pasar Rabu dan Sabtu serta waktu tertentu seperti menjelang puasa dan lebaran Idul Fitri, tetap dibuang ke TPA, namun oleh Pemko Bukittinggi sebagian terus diupayakan mengolahnya menjadi bahan bermanfaat.
Dalam upaya pengolahan sampah menjadi kompos untuk kepentingan kota itu, sudah terdapat pada delapan tempat pengolahan sampah menjadi kompos.
Upaya tersebut menurut Kabid Pengelolaan Sampah, Sarana dan Prasarana Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Ir.Yosef Anwar dan Kasi Pengelolaan Sampah Riul Vansah,S.Stp, yang telah dilakukan diantaranya dengan membuka peluang kepada warga Bukittinggi untuk menjadi pengolah sampah.
“Waktu itu, bagi yang berminat dan memenuhi persyaratan, terutama bisa menyediakan lahan, diangkat menjadi Pegawai Kontrak Pemko Bukittinggi. Pegawai dengan penghasilan sesuai dengan UMP atau UMR,” jelas Yosef.
Lebih jauh Yosef menegaskan sekaligus meluruskan berita sebelumnya, setelah dilakukan penerimaan tenaga pengolah sampah sebagai pegawai kontrak, kebijkan seperti itu kini tidak ada lagi.
Dari beberapa orang yang memenuhi persyaratan tersebut,ditambah dengan pengolahan yang di lingkungan DLH, saat ini sudah berhasil mengolah Lima ton sampah setiap hari .
Sampah yang sebelumnya sudah dipisahkan antara sampah organik dan an organik, sejak dari sumber sampah rumah tangga khususnya atau oleh petugas lapangan, di setiap tempat pengolahan rata-rata mampu menghasil kompos 250 kg/hari.
Kompos hasil olahan sampah tersebut,tambah Yosef, dimanfaatkan untuk pupuk taman-taman yang dikelola oleh Pemko sampai ke tingkat kelurahan.
Saat ini jumlah tempat pengolahan sampah yang ada di kota Bukittinggi ada pada delapan lokasi, enam diantaranya terdapat di kelurahan dan dua lainnya berada di lingkungan DLH Talao.
Semua tempat pengolahan sampah tersebut sudah pernah ditinjau oleh petugas Bappenas dan peneliti dari Jerman untuk melihat dan menilai hasilnya. (Pon)
Discussion about this post