Bukittinggi — Berbagai jenis alat tiup kesenian tradisional menjadi bagian tidak terpisahkan dari khasanah seni budaya Minangkabau.
Sebagai kekayaan budaya daerah dan naional, berbagai jenis alat tiup tersebut belum memiliki standar baik bahan yang digunakan maupun nilai seni itu sendiri.
Menilik dari sisi budaya yang sebetulnya bernilai tinggi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bukittinggi, sengaja menampilkannya dalam bentuk lomba.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Disdikbud Bukittinggi, Drs. M.A Dt. Sinaro kepada Reportase Investigasi Senin (28/3) siang tadi di ruang kerjanya menjelaskan, berbagai jenis alat tiup tradisional Minang selama ini belum pernah dilombakan.
“Ini menarik dan belum pernah dilombakan. Padahal ada beberapa jenis alat tiup tradisional Minang seperti saluang, bansi dan pupuik sarunai, yang perlu diperhatikan serta diangkat,” ulas Dt. Sinaro.
Lomba untuk tingkat Sumbar yang dijadualkan bulan Oktober mendatang atau memperingati Hari Jadi Kota (HJK), menurut Kabid Kebudayaan juga menggandeng event organizer (EO) supaya terkelola lebih baik.
Selain dipilih karena belum pernah dilaksanakan lomba ini juga dimaksudkan untuk menyalurkan potensi masyarakat Bukittinggi dan Sumbar yang dikenal inovatif, kreatif dan proaktif. (Pon)
Discussion about this post