Pariaman — Wakil Walikota Pariaman Mardison Mahyuddin, hadiri kegiatan gotong royong (Goro) pembangunan Mushalla Raudhatul Jannah di Komplek Griya Harapan Desa Padang Biriak-biriak, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Minggu (13/3/2022) pagi.
Dalam kesempatan itu, Wawako yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kota Pariaman itu, berbaur dan ikut langsung gotong royong bersama warga. Bahkan ia tidak segan ikut mengakat pasir menggunakan gerobak untuk pengecoran pembangunan Mushalla.
Wawako Mardison mengaku bangga dan mengapresiasi warga, karena saat ini rasa kegotongroyongan masih tinggi di Padang Biriak-biriak. Apalagi ini untuk pembangunan Mushalla, ia berharap kegiatan tersebut terus dipertahankan.
“Saya bangga bisa hadir dalam kegiatan goro ini, dimana warga masih mempertahankan rasa kegotongroyongan. Ini terus dipertahankan,” sebutnya.
Selain ikut bergotong royong, dalam kesempatan itu, Wawako Mardison juga berpartisipasi menyumbang untuk pembelian semen senilai 1 juta rupiah. Diharapkan bisa menambah biaya pembangunan.
Lebih jauh Mardison Mahyuddin menyebutkan, untuk kelanjutan pembangunan Mushalla, ia juga merekomendasikan pokir anggota dewan, salah satu kader partai Golkar agar bisa diarahkan untuk kelanjutan pembangunan Mushalla Raudhatul Jannah.
“Nanti akan saya minta Efrizal untuk mengarahkan dana pokirnya untuk kelanjutan pembangunan Mushalla ini, mudah-mudahan bisa dilaksanakan, sehingga pembangunan bisa cepat diselesaikan,” jelasnya.
Sementara itu, ketua pengurus Mushalla Raudhatul Jannah Abdul Saril menyebut, kedatangan Wawako Mardison membawa semangat bagi warga, karena baru kali ini pimpinan Kota Pariaman yang datang ke Komplek Griya Harapan Desa Padang Biriak-biriak ini.
“Saya secara pribadi dan warga berterimakasih atas kehadiran dan partisipasi Wawako dalam kegiatan goro ini. Hadir saja sudah luar biasa bagi warga, apalagi beliau juga ikut membantu pembelian bahan bangunan. Kami tunggu kedatanganya lagi pak ditempat kami,” tuturnya.
Pembangunan Mushalla Raudhatul Jannah ditargetkan selesai dalam dua tahun kedepan. Sehingga kegiatan shalat lima waktu dan pengajian anak-anak MDA bisa berjalan lancar. Dan tidak ada lagi terjadi shif shalat lantaran kapasitas mushalla yang terbatas. (Syh)
Discussion about this post