Limopuluh Kota — Keseriusan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melakukan percepatan pemulihan ekonomi dari sektor pertanian dan peternakan terus diwujudkan melalui berbagai terobosan. Tidak saja pada tataran aplikasi sebagai program jangka pendek, akan tetapi juga dari sisi paling dasar untuk jangka panjang, yakni menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang pertanian dan peternakan.
Dalam rangka itu, Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi secara khusus berkunjung ke Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMK PP) Negeri, Padang Maangateh, Kabupaten Limopuluh Kota, Minggu (20/2/2022).
Di sekolah yang berlokasi tidak jauh dari balai peternakan sapi yang menjadi ikon wisata Ranah Minangkabau itu, selama lebih dari tiga jam gubernur mendengarkan penjelasan Kepala SMK PP terkait kondisi sekolah. Dalam kesempatan itu juga, gubernur menampung berbagai masukan dari para guru serta membahas potensi pengembangan sekolah itu kedepannya.
Beberapa persoalan yang dikeluhkan diantaranya adalah sarana prasarana praktek siswa, seperti misalnya kandang ayam yang masih model kandang tahun 1980-an. Dengan kata lain tidak sesuai dengan standar industri, sehingga siswa lulusan SMK PP tidak bisa langsung bekerja di dunia industri.
Kemudian, masih kurangnya kegiatan pelatihan untuk guru produktif, terutama di bidang industri. Sehingga juga berdampak pada minimnya pembaharuan ilmu yang ditransfer kepada para siswa.
“Kami jarang dapat pelatihan. Kami ingin dilatih seperti dunia industri yang sebenarnya,” keluh Novri, salah seorang guru.
Persoalan lainnya adalah, peminat siswa asrama yang melebihi kapasitas akibat daya tampung asrama sedikit.
Selain itu, ada pula tenaga pendidik yang mengusulkan kepada gubernur agar menjadikan SMK PPN Padang Mangateh menjadi SMK PPN Sumbar, khusus peminatan peternakan.
Kepala Sekolah, Syarbaini, juga menambahkan bahwa SMK yang dipimpinnya juga kekurangan guru dan teknisi, akibat banyak yang pensiun dan belum ada penerimaan guru ASN. Kendala lain adalah kekurangan biaya operasional serta belum memiliki kendaraan sekolah untuk mobilisasi siswa ke lokasi industri.
“Saat ini kita ada 714 siswa dengan tenaga pendidik produktif 22 orang dari 46 yang ada. Kita saat ini menerapkan sistem 1 bulan di sekolah, 1 bulan di lapangan. dengan siatem ini, pemahamannya menjadi lebih bagus,” kata Syarbaini.
Dengan keterbatasan yang ada, Menurut Syarbaini, ia tetap berupaya melakukan percepatan diantaranya binaan petani peternak, mulai dengan ternak ayam, lalu penghasil pupuk organik dan menumbuhkembangkan peternakan perah sapi dan kambing.
Menanggapi hal tersebut, Buya Gubernur minta kepada kepala sekolah menyiapkan presentasi mendetail tentang berbagai kendala serta rencana pengembangan yang ingin dilakukan di SMK PP, sehingga jelas tahapan-tahapan pengembangan yang akan dilaksanakan.
Gubernur juga mengajak kepala sekolah dan guru untuk menyiapkan database para alumni guna mengoptimalkan peran alumni. Saat ini tercatat ada 236 alumni SMK PP yang tersebar di berbagai daerah dengan berbagai profesi dan jabatan.
“Sekolah ini prospeknya besar karena sekolah yang lengkap dengan tiga kompetensi keahlian, ini menurut informasi hanya ada dua di Sumatera, yakni Sumbar dan Aceh. Hamparan lahannya juga luas dan dekat dengan kawasan peternakan sapi terbesar,” ujar gubernur.
Buya menginginkan agar metode pendidikan siswa SMK PP Padang Mangateh juga lebih berorientasi pada praktek langsung selama dua tahun. Mulai tahun kedua, siswa sudah memiliki ternaknya masing-masing dengan konsep peternakan modern, sehingga bisa memberikan penghasilan dan setamat dari sekolah, siswa memiliki ilmu, pengalaman sekaligus tabungan.
Turut hadir mendampingi gubernur, Kepala Dinas Peternakan Sumbar Erinaldi, dan Kepala Cabang Dinas Wilayah IV Sumbar, Asricun.(doa/MMC)
Discussion about this post