Jakarta – Dilansir dari Mentreng.com, Kementerian Agama, melalui Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), menyelenggarakan Lomba Kaligrafi Batik Nasional Tahun 2021.
Lomba ini, merupakan terobosan baru dalam khazanah seni kaligrafi Islam di Indonesia sekaligus bisa kita sebut sebagai ajang perkawinan dua kesenian besar; antara seni kaligrafi dari dunia Islam dengan seni batik dari Nusantara.
Dewan juri yang dihadirkanpun pada lomba kali ini, dari kalangan profesional dengan berbagai keahlian. Diantaranya: kaligrafer, pengrajin seni hias mushaf, seni kriya, dan seniman Batik sekaligus ketua asosiasi pengrajin dan pengusaha batik Indonesia.
Pada lomba kaligrafi ayat suci alquran kali ini, salah satu pengrajin batik tulis Arliza dari “Edward Canting” merupakan karya anak nagari Kabupaten Tanah Datar.
Yang beralamat, di Jorong Padang Panjang, Nagari Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar). Kini, telah berhasil mengharumkan nama Kabupaten Tanah Datar dengan, meraih juara 10 besar vavorit tingkat Nasional.
Selama ini, ia bekerja menekuni kerajinan batik tulis tangan di rumahnya sendiri, tepatnya di “Padang Panjang Bawang”.
Di awal tahun 2021 ini, hasil karyanya sudah mulai merambah masuk kenegeri jiran Malaysia, dengan motif Padi Menguning. Karena, permintaan dari salah seorang pengusaha di Perak Malaysia, Tengku Farida memintak motif padi yang sedang menguning.
Pada Lomba Kaligarafi Batik Nasional 202, yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama RI berlokasi di Jakarta.
Salah seorang dewan juri, Isep Misbah, M.Ag mengatakan, “Dengan ivent lomba kaligrafi batik ini, memberikan apresiasi yang sebesar besarnya kepada panitia yang telah mengadakan lomba. Ini adalah perdana dan bukan saja akan kita bawa ditingkat Nasional melainkan internasional,” kata Isep.
Pakar kaligrafi mushaf/dewan juri, Dr. Didin Sirojudin berpendapat bahwa, “Lomba kaligrafi ini saya lihat, bersama dan kedapannya akan menghasilkan lomba lomba berikutnya. Oleh karena itu, lomba kaligrafi batik ini harus dilakukan berkali-kali dan berulang ulang. Yang pentingnya adalah pengulangannya dan berkali kalinya itu,” ucap Dr. Didin.
Selanjutnya ia mengatakan, sangat bangga terhadao ivent ini.
“Saya sangat bangga sekali, karena ini kali pertama diadakannya lomba kaligrafi batik ini. Sebanyak 132 peserta saya lihat hasil karyanya, ini adalah pebatik pebatik yang sangat profesional,” tutupnya.
(Spa)
Discussion about this post