Parit Malintang – Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman bekerjasama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas melaksanakan kegiatan Persamaan Persepsi Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman (17/09).
Acara Persamaan Persepsi Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Percepatan Penurunan Stunting tersebut dibuka langsung Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Drs. H. Yutiardy Rivai,Apt. Turut hadir pada kegiatan ini dari Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI yang mengikuti secara Virtual dan hadir secara langsung Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand, Direktur Pusat Global Masyarakat Universitas Andalas Padang beserta Kepala Bapelitbangda dan tim, Kepala DPPKB, Disdikbud, DinsosP3A, Kominfo, Kemenag, Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Bagian Hukum dan tim Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman.
Dalam sambutannya Kepala Dinas Kesehatan Drs. H. Yutiardy Rivai, Apt Padang Pariaman menjadi salah satu lokus peneltian dan pendampingan dalam merubah perilaku masyarakat agar pengentasan stunting dilaksanakan dengan baik, sehingga diperlukannya percepatan pencegahan stunting ini.
Senada dengan itu Direktur Pusat Pengembangan Kesehatan Global Unand juga selaku ketua tim pelaksanaan FKM Unand Dr. Denas Symond, MCN dalam paparannya mengatakan Percepatan Pencegahan Stunting memerlukan intervensi terpadu, yang mencakup intervensi spesifik dan sensitive, secara simultan dan berkelanjutan. Penyelenggaraan intervensi terpadu yang melibatkan lintas sektor dan menyasar kelompok prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi dan tumbuh kembang anak, serta pencegahan stunting.
Ia juga menambahkan upaya pencegahan stunting salah satunya dilakukan dengan strategi komunikasi perubahan perilaku. Komunikasi perubahan perilaku ditujukan untuk masalah komunikasi yang penting tapi tidak urgent, membutuhkan proses dan waktu untuk perubahan. Penurunan Stunting merupakan masalah jangka panjang. Karena itu, perubahan perilaku-perilaku kunci harus bersifat berkelanjutan dan menetap oleh karenanya perlu waktu untuk mengubah perilaku masyarakat.
“Tujuan komunikasi perubahan perilaku pencegahan Stunting bukan sekedar pengayaan pemikiran, kognitif dan konseptual. Fokus melakukan komunikasi agar sasaran minum tablet tambah darah selama kehamilan, Melakukan IMD dan memberikan ASI saja, makan makanan bergizi seimbang, cuci tangan pakai sabun, BAB di WC/ Jamban aman. Kita harus lebih bijak dalam memilih informasi apa yang akan kita berikan, sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang mereka hadapi,” terangnya.
Hal yang tidak kalah penting dalam upaya pencegahan Stunting adalah Pola asuh. Pola asuh adalah cara terbaik yang ditempuh untuk melakukan pembimbingan atau pendidikan. Pada pola asuh gizi maka pembimbingannya atau pendidikannya adalah tentang upaya pemenuhan gizi. Kesalahan pola asuh akan berakibat pada kurang terpenuhinya gizi sehingga pertumbuhan dan perkembangan tidak optimal.
“Pola asuh gizi, pengetahuan, sikap dan perilaku makan dapat mempengaruhi pemenuhan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Persepsi terhadap hubungan makanan dan kesehatan, bagaimana makanan yang kita konsumsi bisa membuat kita sehat atau malah menjadikan kita sakit jika porsi dan pemilihan jenisnya tidak tepat. Adanya norma agama dan kebudayaan membuat kita memilih makanan tertentu untuk boleh dimakan dan tidak boleh dimakan. Adanya keyakinan jika mengkonsumsi jenis pangan tertentu bisa meningkatkan kekuatan atau malah menyebabkan mala petaka. Respon orang tua pada anak, kapan anak lapar, makanan apa yang diinginkan anak, berapa porsi yang harus diberikan, jenis pangan apa yang harus dipilih, bagaimana jika anak menolak makan,” sambungnya.
Ia juga menambahkan strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Percepatan Pencegahan Stunting di Kabupaten Padang Pariaman disusun berdasarkan identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh sasaran 1.000 HPK. Masalah tersebut dianalisa penyebabnya, kemudian dirumuskan informasi apa yang akan diberikan, siapa sasarannya, saluran media apa yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dirasa penting untuk menjadi alternatif percepatan penurunan Stunting. Penyampaian informasi atau pesan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi, serta pemilihan media dan metode yang tepat sesuai sasaran, diharapkan dapat mempercepat penanganan dan penurunan Stunting.
Demi suksesnya penyusunan pedoman strategi komunikasi perubahan perilaku publik dan keluarga dalam intervensi gizi terintegrasi untuk anak stunting di Kabupaten Padang Pariaman perlunya komitmen penuh untuk pelaksanaan selanjutnya dan suksesnya program ini, ujarnya mengakhiri. (*)
Discussion about this post