PAINAN – Mengoptimalkan potensi perikanan tangkap di Kabupaten Pesisir Selatan, Bupati Rusma Yul Anwar menyerahkan bantuan alat tangkap senilai Rp1.8 miliar pada kelompok nelayan.
Menurut bupati, sumber daya perikanan tangkap di daerah itu belum tergarap optimal. Padahal, ia memiliki potensi sangat besar. Secara geografis, Negeri.
“Jadi, butuh stimulan, sehingga potensi itu mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” ungkap bupati menjawab usai menyerahkan bantuan alat tangkap pada kelompok nelayan di Painan, Rabu 1 September 2021.
Adapun bantuan tersebut antara lain 12 unit perahu jukung pada 3 kelompok nelayan. Masing-masing di Kecamatan Koto XI Tarusan, IV Jurai dan Sutera. 2 unit alat angkut hasil tangkap berupa motor roda 3 dan 1 unit cool storage.
Bantuan dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kemudian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi 2021.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut bupati, mayoritas peralatan tangkap nelayan di Pesisir Selatan masih tradisional seperti perahu, pancing dan jaring. Kapal berteknologi canggih masih terbatas hanya sekitar 368 unit saja.
“Yang paling banyak adalah perahu, jaring dan kapal pancing. Jadi, masih sangat sederhana,” terang bupati.
Produksi tangkap Pesisir Selatan masih terbatas. Sepanjang 2020 hanya berkisar 35 ribu ton, dengan nilai produksi sekitar Rp935,8 miliar. Jumlah tersebut masih relatif kecil dari potensi yang dimiliki beranda paling Selatan Sumatera Barat itu.
Karena itu, bupati menegaskan, pemerintah daerah mendukung penuh optimalisasi hasil tangkap nelayan. Salah satunya melalui bantuan peralatan dan pengenalan penggunaan teknologi tangkap yang canggih bagi nelayan.
Dengan demikian, nelayan Pesisir Selatan akan lebih kompetitif. Kesejahteraan keluarga nelayan menjadi otomatis meningkat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir masuk salah satu prioritas dalam RPJMD 2021-2026.
Jumlah nelayan di Pesisir Selatan saat ini terkonfirmasi sebanyak 18.733 orang. Sebagian besar diantaranya atau 14.503 orang adalah nelayan penuh dan sisanya 4270 sambilan. Mayoritas ekonomi nelayan masih di bawah rata-rata daerah.
Ke depan, bicara tentang nelayan tidak lagi soal kemiskinan. Bukan saja soal anak putus sekolah, tapi carita tentang kehidupan yang mapan. “Jadi, mari bersama kita mewujudkannya,” ujar bupati.
Sebelumnya, Bupati Rusma berkunjung ke Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selain itu, juga ke Kementerian Koperasi. Dalam kunjungannya, salah satu topik yang dibahas adalah upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Buah pembicaraan itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan membangun sebuah pusat kuliner senilai Rp2 miliar di kawasan wisata Pantai Carocok Painan. Kegiatan bakal dilaksanakan pada tahun ini. (Robi)
Discussion about this post