Padang — Komandan Lanud St. Sjahrir menawarkan aset tanah negara di bawah pengelolaannya untuk dibangun fasilitas multifungsi guna memperkuat mitigasi bencana di Kota Padang, Sumbar.
“Rencana untuk membangun shelter guna mitigasi bencana sudah ada sejak 2019. Namun setelah dikaji kembali alangkah baiknya fasilitas itu tidak hanya sekadar shelter tetapi fasilitas multifungsi yang bisa juga dimanfaatkan sehari-hari oleh masyarakat,” kata Danlanud St. Sjahrir Padang, Kolonel Pnb M.R.Y Fahlefie saat beraudiensi dengan Gubernur dan Wagub Sumbar di Padang, Kamis.
Dengan adanya fasilitas multifungsi yang memadai, dimungkinkan untuk membangun skadron helikopter TNI AU di Padang yang juga bisa menunjang mitigasi kebencanaan.
Ia mengatakan jarak Lanud St. Sjahrir dari bibir pantai hanya 1.500-1.700 meter sehingga masuk dalam zona merah tsunami. Sekeliling Lanud juga terdapat dua kelurahan masing-masing Air Tawar dan Parupuk Tabing yang pada padat penduduk.
Diperkirakan jumlah penduduk di sekitar Lanud yang juga masuk zona merah tsunami mencapai 32.168 orang. Jumlah itu masih bisa membengkak karena berbasis kartu keluarga (KK) sementara daerah itu juga menjadi tempat kos bagi mahasiswa.
Sementara, di sekitar lokasi hanya tersedia dua shelter yaitu shelter Masjid Nurul Haq dan shelter Masjid Darussalam dengan kapasitas tampung 5.900 orang, jauh dari cukup untuk total penduduk sekitar.
“Atas dasar ini kita berinisiatif untuk melakukan kajian pembangunan fasilitas multifungsi yang terdiri dari shelter kapasitas 25 ribu jiwa, sarana olahraga kedirgantaraan, arena pacuan kuda, area ketahanan pangan, embung cadangan air dan fasilitas lain yang dapat dimanfaatkan masyarakat,” katanya.
Konsepnya adalah kawasan tangguh bencana yang merupakan satu kawasan yang bisa beradaptasi dengan lingkungan dan mampu memulihkan diri sendiri pascabencana.
Ia mengatakan pihaknya sudah mulai membuat ancang-ancang perencanaan dan pengkajian serta melakukan koordinasi dengan pihak terkait termasuk Gubernur dan Wakil Gubernur.
Gubernur Sumbar Mahyeldi dan Wakil Gubernur Audy Joinaldy menyambut baik rencana tersebut. Beberapa fasilitas yang terintegrasi dalam satu kawasan dinilai tidak hanya berperan dalam mitigasi bencana tetapi juga dalam hal sosial, pendidikan dan perekonomian.
“Fasilitas ini sangat mungkin akan menjadi salah satu pusat perekonomian baru disamping fungsinya untuk mitigasi bencana,” kata Gubernur. (*)
Discussion about this post