PADANG, RI-Tim Search and Rescue (SAR) atau sekarang dikenal dengan Kantor Pencarian dan Pertolongan menjadi elemen penting dalam kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana di Sumatera Barat.
“Sumbar adalah daerah rawan bencana. Hampir semua potensi bencana ada di sini karena itu dibutuhkan penanganan yang cepat ketika terjadi bencana untuk bisa menyelamatkan banyak nyawa,” kata Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy saat pelatihan Jungle Survival Bagi Potensi pencarian dan Pertolongan Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang Tahun 2021 di Asrama Haji Padang, Selasa (29/6/2020).
Wagub mengatakan Tim SAR yang kuat dan selalu siapsiaga bisa menyelamatkan banyak nyawa ketika bencana alam atau non alam terjadi.
Karena itu peningkatan kemampuan atau skill harus terus dilakukan, salah satunya dengan mengikuti pelatihan dengan materi penyelamatan.
Ia mengapresiasi Jungle Survival (Penyelamatan di kawasan hutan) tersebut karena Sumbar juga memiliki banyak gunung dan hutan. Hampir setiap minggu ada masyarakat melakukan aktivitas pendakian di gunung-gunung itu. Sebagian dilakukan oleh masyarakat yang belum memiliki pengetahuan yang memadai terkait aktivitas itu sehingga potensi kecelakaan menjadi cukup tinggi.
Jumlah pendaki itu akan meningkat drastis pada waktu-waktu tertentu seperti peringatan Kemerdekaan 17 Agustus setiap tahun.
“Jalur pendakian bisa menjadi berbahaya karena jumlah pendaki yang over. Apalagi bila saat pendakian turun hujan. Akan banyak potensi terjadinya pendaki yang hipotermia, jatuh, hilang arah atau cuma terkilir. Tim SAR bersama masyarakat lah yang kemudian harus turun tangan untuk kondisi-kondisi seperti itu,” katanya.
Deputi Bina Tenaga dan Potensi Badan Nasional Pencarian dan pertolongan Abdul Haris mengatakan pelatihan adalah sebuah kebutuhan dalam SAR untuk menjaga kesiapsiagaan personel.
Banyak ilmu dan pengalaman yang bisa dipetik dalam pelatihan yang bisa meningkatkan kemampuan personel untuk melakukan tugasnya dalam mencari dan memberikan pertolongan.
Meski demikian ia menegaskan SAR bukan hanya tanggung jawab BASARNAS, tetapi tanggung jawab bersama karena itu tidak boleh ada ago dalam lembaga.
“Meskipun BASRNAS adalah leading sector dalam bidang pencarian dan pertolongan, tetapi sinergisitas harus dikedepankan dengan pemerintah daerah, TNI/Polri dan masyarakat,” katanya.
Ia menyebut dalam urusan bencana juga ada unsur pentahelix yaitu kerjasama antara lima kelompok masing-masing pemerintah, pengusaha, media akademisi dan masyarakat.
Hal itu harus diwujudkan bersamaan dengan latihan untuk meningkatkan skill dan kemampuan dalam penanggulangan bencana.
Kegiatan itu juga dihadiri oleh Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang, Efendi, perwakilan Korem 032 Wirabraja, Perwakilan komandan Pangkalan TNI AU Sutan Sjahril, perwakilan Batalyon Infanteri 133
Yudha Sakti dan perwakilan Yonmarhanlan II.
BIRO ADPIM SETDAPROV SUMBAR
Discussion about this post