Mataram — Pemerintah Kota Payakumbuh yang diwakili oleh Wakil Wali Kota Erwin Yunaz diundang menjadi narasumber dalam “Focus Group Discussion Penggalangan Komitmen untuk Pengembangan Pangan Lokal dengan Potensi Pemrosesan Steril Komersial untuk menjalin kemitraan dan sinergisme antar Sektor Pemerintah yang diselenggarakan Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM) di Hotel Santika Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (9/6).
Dalam surat undangan tersebut, Direktur Pengawasan Produksi Pangan Olahan Cendekia Sri Murwani menyampaikan FGD ini digelar dalam rangka mengawal dan mendukung peningkatan daya saing industri, khususnya UMKM Pangan Steril Komersial.
Badan POM melakukan upaya peningkatan sinergisme antar pemangku kepentingan dengan pendekatan konsep ABG (Academic-Business-Government) dengan tujuan mensosialisasikan dan menumbuhkan minat dari stakeholder terkait untuk mengembangkan sentra-sentra fasilitas sterilisasi komersial yang dapat dimanfaatkan UMKM untuk melakukan proses sterilisasi.
Sementara itu, saat dihubungi media via Whatsapp, Wawako Erwin Yunaz menjelaskan dirinya diundang sebagai Perwakilan UPTD Pusat Pelayanan dan Pengembangan Randang Kota Payakumbuh untuk berbagi pengalaman tentang pembangunan Sentra Rendang Payo-Payakumbuh kepada 25 stakeholder di wilayah Nusa Tenggara Barat.
“Kita berbagi informasi dengan pejabat OPD di Provinsi NTB, ada akademisi, dan ketua asosiasi. Selain berbagi ilmu, ini kesempatan besar kita juga dalam mempromosikan produk Randang kita kepada dunia luas,” kata Erwin Yunaz.
Diinformasikannya, ternyata pola pengelolaan city branding yang dilakukan oleh Kota Payakumbuh sudah mendapat posisi di BPOM dan Kementerian Koperasi dan UKM, sudah dinilai langkah-langkah sangat tepat untuk kebangkitan pengelolaan UMKM dan Payakumbuh dianggap sebagai role model nasional.
“UMKM naik kelas dengan sentralisasi, terlihat jelas bahwa peran pemerintah sangat dibutuhkan. Mereka menilai yang dilakukan oleh Payakumbuh terstruktur. Memberanding adalah sesuatu yang awam di pemerintahan, sesuatu yang baru. Sementara ini adalah pola profesional dibawa ke pemerintah, plat merah rasa swasta,” ungkap Erwin Yunaz yang berlatar belakang pengusaha itu.
Menurut Erwin, membranding kota/kabupaten ternyata bernilai tinggi untuk daerah. Dari sisi lain juga, ada begitu banyak kearifan lokal yang memiliki potensi besar namun belum banyak juga yang terkelola dengan baik.
“Salahsatu sukses story nya kita, dengan mewakili ranah minang mengklaim randang sebagai makanan khas asal Indonesia. Banyak kearifan lokal lain yang harus dikelola dengan baik. Dengan pola pekerjaan kita selama ini di swasta, kita diterapkan ke pemerintah dan cara merebranding diakui oleh kementerian. Kita juga melibatkan kampus atau akademisi dalam membuat literasi, karena disitulah intelektual berbicara,” pungkasnya. (Humas)
Discussion about this post