Sawahlunto — Seperti yang sudah kita ketahui bersama, khasiat dari madu cukup ampuh untuk berbagai penyakit di samping , untuk ketahanan (stamina) tubuh. Karena selain manis, madu juga banyak mengandung khasiat. Dan hal ini, sepertinya kita semua sudah pernah merasakannya dan memahami akan manfaat dan khsiat dari madu.
Selain madu, dari lebah biasa saat ini juga ada berkembang dan dikembangkan madu yang tidak kalah khasiatnya, bahkan lebih tinggi khasiatnya dari madu lebah biasa. Madu dari jenis lebah tak bersengat, yaitu Galo-Galo (trigona sp) atau yang biasa juga kita kenal dengan nama madu kelulut.
Kota Sawahlunto, memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan dan peternakan serta pengolahan madu lebah Galo-Galo ini. Dan saat ini, menurut data tahun 2021, Kota Sawahlunto sudah mempunyai 24 orang pembudidaya lebah madu Galo-Galo dengan 718 stup/koloni yang hasil produksinya tercatat sudah memcapai145,6 Kg.
Untuk Sawahlunto, Heri Setiawan adalah pelopor budidaya lebah madu Galo-Galo yang cukup tekun dan gigih sedari awal hingga sekarang dan berhasil panen secara terus menerus, pada setiap minggunya. Dari Heri inilah, yang kemudian menginspirasi dan memotivasi banyak masyarakat lainnya untuk ikut menjadi pembudidaya madu.
Apa lagi, potensi pengembangan lebah madu Galo-Galo di Sawahlunto sangat mendapat perhatian dan dukungan penuh dari Pemprov Sumbar. Hal ini dibuktikan, melalui Pemprov Sumbar pada Senin kemaren (31/5) Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menyerahkan bantuan 240 buah stup/koloni lebah madu Galo-Galo untuk dibudidayakan oleh Kelompok Hutan Kemasyarakatan Lurah Basuang di Desa Batu Tanjung, Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto.
“Kita ucapkan terimakasih kepada Pemprov Sumbar dibawah pimpinan Gubernur Mahyeldi, yang telah memberikan bantuan stup/koloni lebah madu Galo-Galo kepada warga Sawahlunto. Bantuan ini sangat berarti dan berperan besar dalam meningkatkan perkembangan budidaya lebah madu Galo-Galo di Kota Sawahlunto,” ungkap Walikota Sawahlunto, Deri Asta SH dalam sambutannya.
Lebih lanjut Wako Deri Asta menyatakan, “kita mencatat dan siap menindaklanjuti usulan dari Gubernur Mahyeldi agar lebah madu Galo-Galo ini kita berikan sebagai makanan pendamping untuk meningkatkan imunitas tubuh bagi ibu hamil, balita, pelajar sekolah dan lansia. Hal ini, sebuah usulan yang sangat bagus dan apa lagi Gubernur Sumbar siap mendukungnya,” urai Deri Asta.
Untuk itu, terima kasih kepada Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar yang telah memfasilitasi bantuan stup/koloni untuk Kelompok Hutan Kemasyarakatan Lurah Basuang di Desa Batu Tanjung. Tentunya harapan bersama, ke depannya Dinas Kehutanan dapat secara terus menerus memberikan bantuan kepada Kelompok Hutan Kemasyarakatan lainnya di Kota Sawahlunto.
Bagi masyarakat yang akan menjadi pembudidaya madu Galo-Galo agar dapat hendaknya untuk memulai dengan mempelajarinya terlebih dahulu secara datail. Agar keilmuan tentang pembudidayaan ini, dapat benar-benar dikuasai agar memberi hasil maksimal
Gubernur Sumbar, Mahyeldi pada kesempatan ini juga mencanangkan Gerakan Minum Madu Asli (GEMMA). Dengan gerakan ini, kita tingkatkan tingkat konsumsi madu asli di Sumatera Barat, khususnya di Kota Sawahlunto.
“Terimakasih tak terhingga kita samlaikan kepada peneliti madu Galo-Galo dari Universitas Andalas, Padang Prof Siti Salmah yang sedari awal telah mendampingi dan membina para pembudidaya madu Galo-Galo di Kota Sawahlunto. Dengan bekal ilmu serta bimbingan Prof Siti Salmah, madu Galo-Galo Sawahlunto telah berkontribusi dan berhasil dalam pembudidayaan madu Galo-Galo atau madu Kelulut di Kota Sawahlunto,” pungkas Deri Asta mengakhiri. (*)
Discussion about this post