SAWAHLUNTO – Tindaklanjut penyerahan bantuan pompa air tenaga surya Corporate Social Responsibility (CSR). PT Bukit Asam, untuk pengairan sawah tadah hujan di Kecamatan Talawi kota Sawahlunto, bulan Juli 2018 lalu, tim Sekretariat Negara (Sekneg) dan Kementrian ESDM melakukan tinjauan lapangan guna mengoptimalkan potensi energi terbarukan.
Asisten Manager Bina Mitra PT Bukit Asam Mustafa Kamal menyatakan setelah melakukan pemaparan oleh Staf Senior Manager CSR PT Bukit Asam Roy Ubaya dihadapan tim Setneg dan kementrian ESDM yang terdiri dari Dr Aide Kusuma, SPd, MSi, Sheryn Prera, SIP dari Sekneg dan Mushluchi Sundjaya, AMd, Dra Yuni Fauziah, Ika Dianingtyas, SH,MH serta Yuli Astuti, S Sos dari Kementrian ESDM.
“ tim ini langsung menuju kawasan persawahan Talawi Mudiak, Jumat (28/5/2021) lalu ke lokasi unit pompa air tenaga surya serta kelompok tani Tampang Jaya “ kata Mustafa Senin (31/5/2021)
Dia menambahkan tim Sekneg dan Kementrian ESDM.ini juga berintegrasi bersama kelompok tani dan tinjau kondisi serta dampak yang dirasakan setelah dioperasikannya pompa air tenaga surya.
“ beberapa masukan dan saran yang disampaikan baik untuk PT Bukit Asam yang juga didamping General Manager Ombilin Yulfaizon dan Asisten Manager SDM, Umum dan Keuangan Unit Ombilin dapat lebih mengoptimalkan pengembangan kedepan” sebutnya.
Sebelumnya, Tim optimalisasi potensi energi terbarukan PT BA ini terdiri dari Dr Ir Rusdianasari,MSi, Dr Eng Trena Dewi, ST,M Eng, Dr Phil,Fatahul Arifin ST,Dipl Eng,M Eng dan Dr Indrayani,ST,MT. Tim melakukan kajian serta studi di lokasi bantuan pompa air tenaga surya.
Ketua Tim Program Studi Rusdiana menyatakan banyak potensi yang dapat ditingkatkan agar bantuan pompa air tenaga surya oleh PT Bukit Asam lebih optimal dari potensi energi terbarukan. Rusdiana menerangkan bahwa pemanfaatan energi listrik yang hanya dilakukan saat mengaliri persawahan dan pengunaan yang tak rutin tentu energi listriknya masih bisa dimanfaatkan guna kebutuhan lainnya.
“Saat sebulan akan panen tentu tak akan digunakan pasokan air, maka energi listrik tenaga surya dapat disimpan dalam baterai dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya oleh petani” jelas Rusdiana.
Pemanfaatan lainnya, jelas Rusdiana terhadap potensi air yang baik untuk dimanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sangat memungkinkan mengkaji dari kekuatan serta volume air yang dihasilkan
pompa ini. “ semua riset serta kajian yang telah dilakukan disekitar kawasan persawahan baik pemanfaatan energi maupun peningkatan cakupan pengairan akan terus dilakukan bersama tim dan akan dikembangkan” harapnya.
Bantuan pompa air tenaga surya oleh PT Bukit Asam diharapkan mengairi kawasan persawahan seluas 50 hektar itu, berjarak 880 meter dari aliran sungai. Dengan ditopang pompa air dengan tenaga surya bila biasanya hanya sekali dalam setahun, areal persawahan itu kini bisa dikelola dan ditanami hingga tiga kali dalam setahun. (T.Ab)
Discussion about this post