Parit Malintang — Disaksikan Ketua DPRD Padang Pariaman, Ir. Arwinsyah, Bupati Padang Pariaman Suahtri Bur, SE., MM. menandatangani Nota Kesepahaman Bersama (MoU) Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman dengan Balai Penelitian Palma Kementrian Pertanian RI dan Launching Calon Varietas Unggul Kelapa Dalam Padang Pariaman dengan nama Karambie Padang Pariaman pada Senin (24/05) di Hall Kantor Bupati Padang Pariaman.
Dalam sambutannya Bupati Padang Pariaman menyebutkan Kelapa merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Padang Pariaman. Untuk itu pengembangan kabupaten Padang Pariaman dapat ditempuh, salah satunya dengan pengembangan komoditas kelapa. Potensi tanaman kelapa yang tersebar di 17 Kecamatan mencapai 40.048 Ha. Potensi yang sangat besar. Potensi ini perlu kita garap, tentunya tidak bisa hanya dilakukan oleh Pemerintah Daerah saja.
“Pada hari ini akan dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) tentang Penelitian dan Pengembangan Tanaman Kelapa dan Palma lainnya antara Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman dengan Balai Penelitian Palma Manado untuk 5 Tahun Kedepan. Acara ini tentunya salah satu bentuk kolaborasi bersama yang sepadan untuk pengembangan kelapa padang pariaman. Tentu implikasi selanjutnya adalah peningkatan nilai tambah (add value) aktifitas ekonomi dalam mengusahakan kelapa.
Ia juga menambahkan langkah praktis awal dalam pelaksanaan MoU ini adalah pemerintah Padang Pariaman, Balit Palma dan Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Hortikultura telah melaksanakan penelitian-penelitian tentang morfologi, fisiologi dan sifat kimia tegakan kelapa di Nagari Koto Baru Padang Sago. Hasil penelitian menunjukan performa yang mengembirakan. Kelapa yang berasal dari Padang Sago memiliki tingkat produktifitas tinggi, bermutu serta memiliki khas tersendiri. Tentunya potensi ini akan ditindak lanjuti dengan mengikutkan sidang pelepasan varietas di Kementerian Pertanian yang akan diselenggarakan Oktober Mendatang. Mudah-mudahan perjalanan varietas kelapa yang akan dinamai Kelapa Dalam “Karambie Padang Pariaman” menuju salah satu varietas unggul baru tidak terkendala.
“Mari bersama sosialisasikan kepada masyarakat sehingga kelapa dari Kabupaten Padang Pariaman dapat lebih unggul dan bernilai lebih tinggi sehingga ini juga memberikan damp[ak terhadap pertumubuhan perekonomian masyarakat,” tutupnya.
Sebelumnya, dalam paparannya Kepala Balai Penelitian Palma Kementrian Pertanian RI Dr. Ir. Ismail Maskromo,M.Si mengatakan Balit Palma diberikan mandate untuk melaksanakan penelitian tanaman palma yakninya kelapa, sawit, sagu, aren, pinang, lontar, gewang dan nipah.
“Alasan dan manfaat pengusulan pelepasan calon varietas kelapa dalam Padang Pariaman memiliki karakterisitik spesifik, memiliki keunggulan sifat atau produksi, jumlah tananaman cukup banyak, s7udah dikembangkan secara luas oleh masyarakat, menyediakan sumber benih unggul untuk Indonesia, meningkatkan pendapatan petani pemilik varietas, sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Padang Pariaman, dan menjadi icon Padang Pariaman,” jelasnya.
Ia juga menambahkan tahapan pemuliaan calon varietas kelapa dalam Padang Pariaman tahun 2015 eksplorasi popukasi kelapa produksi tinggi dan penetapan BTP, tahun 2017 seleksi dan penetapan biok dan pohon induk kelapa kelapa dalam dan pengamatan produktivitas tanam, pada tahun 2018 seleksi masa positif karakterisasi serta pengamatan produktivitas tanaman, tahun 2019 pengamatan produksi dan pengumpulan data pendukung iklim dan tahun 2021 pengamatan produksi tanaman, pemetaan tanaman, pemilihan produk induk terpilih, pendaftaran calon varietas ke kantor PPVT, analisa tanah,daun dan buah, penyusunan proposal pelepasan varietas dan siding pelepasan pada Oktober 2021.
“Saran dan tindak lanjut untuk kegiatan ini diantaranya melanjutkan pengamatan produksi direncanakan pada Juni hingga September, melaksanakan analisa tanah,daun dan buah pada juli 2021, mendaftarkan sebagai calon varietas ke kantor PPVT, menyusun proposal pelepasan varietas, memaparkan proposal proposal pelepasan varietas, mengikuti siding pelepasan di Jakarta, dan menyiapkan lahan seluas 10 ha untuk kebun induk sumber benih,” tutupnya. (*)
Discussion about this post