SOLOK — Sepertinya pekerjaan pembangunan prasarana pengendalian banjir Batang Lembang di Kota Solok Provinsi Sumatera Barat, menuai sorotan dari kalangan masyarakat, karena ada indikasi kurangnya kepengawasan.
Sesuai dengan pantauan media ini selasa 18 Mei 2021 di lokasi, terlihat pasangan turap beton untuk penahan dinding tebing atau longsor, kuat dugaan tidak memakai lantai kerja sehingga pasangan turap beton di dasar tanah ada beberapa titik sudah terlihat mengangap.
Selain itu, pasangan turap beton penahan dinding tebing juga tidak ditemukan memakai besi untuk sebagai tulang beton pembatas dan perlu dipertanyakan, dan yang mirisnya lagi, malahan ada juga betonnya sudah mulai retak, dan juga adukan semen mortar merupakan kombinasi pasir untuk sebagai pengikat batu dengan batu terkesan sangat minim tidak merata.
Pekerjaan ini, adapun sebagai kontraktor pelaksana PT. Citra Permata Sulung dengan nilai pekerjaan Rp. 11.230.000.000 (sebelas milyar dua ratus tiga puluh juta rupiah) bernomor kontrak, HK 02.03/BWS,SV-PJSA,IAKR/SP-II/15. Tertanggal 15 Januari 2021, selama 330 hari kelender.
Kegiatan ini di bawah kepengawasan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ,Direktorat Jenderal Sumber Daya Air SNVT Pelaksanaan Jaringan, Sumber Air Ws Indragiri – Akuaman Ws Kampar Ws Rokan Provinsi Sumatera Barat, nama satuan kerja PPK Sungai dan Pantai II SNVT PJSA, IAKP Sumbar beralamat, Jln Khatib Sulaiman No 86 A, Padang, Sumatera Barat.
Menurut Pahrevi Yani, anggota Badan Penelitian Aset Negara (BPAN), kegiatan satuan kerja PPK Sungai dan Pantai II SNVT PJSA IAKP Provinsi Sumbar ini sangat perlu ditingkatkan peran wartawan dan LSM untuk mengawasinya.
Karena menurutnya, sumberdana pekerjaan tersebut berasal dari uang rakyat, “Kita tidak ingin pekerjaan ini dikerjakan apabila tidak mengacu kepada spek, turap itu kontruksi untuk menahan pergerakan tanah dan menahan longsor, apabila pasangan turap tidak memakai besi untuk tulang pembatas tentu sudah jelas mudah retak, dan apabila tidak memakai lantai kerja sudah jelas tidak ada daya tahannya,” sebutnya menganalisa.
Menurutnya lagi, lasangan mortar ini yang selalu meragukan ,apabila adukan semen untuk sebagai pengikat antara batu ke batu tidak sesuai dengan takaran tentu akan mengakibatkan fatal.
“Karena fungsi mortar itu selain untuk pengikat juga untuk mencegah agar tidak mudah masuknya air ke dalam kontruksi dan mencegah tidak terjadi kelembaban ke dalam kontruksi itu sendiri. Apabila pasangan mortar dikerjakan asal asalan tentu akan mudah digenangi oleh air ke dalam kontruksi. Tentu akan terjadi pelembaban dan dengan mudah runtuhnya,” jelasnya.
Ia berharap mengajak seluruh elemen masyarakat berpartisipasi dalam melakukan kontrol pembangunan ini.
“Harapan kita bersama kepada penegak hukum agar ikut juga berpartisipasi untuk mengontrol pekerjaan ini, agar pembangunan tersebut sesuai dengan keinginan masyarakat. Sehingga ada mutu dan berkualitas. Sebab sumberdananya dari uang masyarakat,” tegas Pahrevi.
Sehingga berita ini diturunkan, Kasatker Yusma Elfita yang dihubungi via pesan WhatsApp mengatakan akan memgecek kebenaran informasi dari wartawan yang melihat kondisi lapangan.
“Terimakasih atas perhatiannya pak. Sebelum menjawab kami akan cek dulu nanti kami kabarin lagi trimakasih,” singkatnya Yusma Elfita, (R)
Discussion about this post