Agam—Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Pertanian Kabupaten Agam Iswan Hendri, mengatakan bahwa saat ini, jumlah sapi yang dipotong menurun karena berkurangnya daya beli masyarakat saat ini.
Hal tersebut dikatakan pada Selasa (11/5/2021),
Adanya larangan mudik sangat berpengaruh pada masyarakat, seperti perantau yang tidak pulang kampung, sehingga jumlah sapi yang dipotong pedagang dan masyarakat di Kabupaten Agam menjelang Lebaran tahun ini, diprediksi menurun. Hal tersebut terpantau berdasarkan pantauan dari sejumlah pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Agam.
“Banyak pedagang kita memberi alasan, karena perantau tidak begitu banyak pulang kampung sehingga mereka mengurangi memotong,” jelasnya.
Sementara itu Iswan mengatakan, apabila perantau banyak pulang, maka masyarakat atau keluarga di kampung akan melebihkan membeli daging untuk dikonsumsi saat lebaran bahkan ada yang dibawa ke rantau. Apalagi sejak pandemi melanda sapi yang dipotong berkurang”, jelasnya
Dari data yang diperolehnya di lapangan, sapi yang akan dipotong tahun ini diperkirakan sebanyak 452 ekor, dibanding pada 2020 sebanyak 463 atau turun sekitar 0,98 persen.
Sedangkan pada 2019 jumlah hewan potong jauh lebih tinggi, sebanyak 668 ekor.
“Akibat dari berkurangnya sapi yang dipotong, maka harga juga akan naik,” ujarnya.
Iswan menyebutkan, harga daging sapi biasanya sekitar Rp120.000/kilogram, naik menjadi Rp130.000 sampai Rp140.000/kilogram.
“Ini berdasarkan pantauan kita di pasar tradisional Tanjung Raya dan Lubuk Basung. Untuk Tanjung Mutiara, kita belum bisa pastikan harganya,” jelasnya.
Kendati demikian, pihaknya akan terus memantau harga daging ke sejumlah pasar tradisional, agar harga daging tetap stabil.
(Aji)
Discussion about this post