PASAMAN, RI — Kehadiran tiba-tiba Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy, membuat keluarga Jamasyir (79) bersama Istrinya Hermaneli (76) sangat kaget saat membuka pintu. Mereka tidak menyangka, orang nomor dua di Sumbar itu mau berkunjung ke rumahnya pada dini hari pukul 3.30 WIB jalan Nuri no 11 Tanjuang Baringin, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Kamis (29/4/2021).
Sontak, Jamasyir langsung memanggil anak dan cucunya untuk bisa bersalaman dengan Wakil Gubernur Sumbar. Dengan bersamaan mereka berlari menemui Audy Joinaldy, seketika rumah panggung yang berdinding dan lantai papan itu bergoyang seakan mau roboh.
“Capek lah kamari ado sia ko yang datang, Pak Wagub Sumbar tibo karumah awak,” teriak Jamasyir.
Sambil bersalaman, mereka mempersilahkan Wagub Audy masuk ke dalam rumahnya. Terlihat rumah yang sangat sederhana tersebut yang tidak memiliki kursi tamu itu, Jamasyir dan anaknya Mimimerlina (46) membentangkan tikar.
“Sanang rasonya pak Wagub bisa hadir ka rumah wak. Apo lagi rumah wak buruak, jarang urang tibo kasiko,” ujarnya.
Melihat rumah yang dihuni Jamasyir berserta keluarga, Gubernur Sumbar sangat prihatin. Rumah tua berdinding papan bergoyang saat dinaiki. Belum lagi lantai papan sudah banyak berlobang, akibat termakan usia.
Kemudian, usai makan sahur bersama Wagub Sumbar Audy Joinaldy menjelaskan kehadirannya bersama rombongan adalah singgah untuk makan sahur bersama dan menyerahkan bantuan bedah rumah, senilai Rp25 juta.
Audy mengatakan, bantuan bedah rumah ini merupakan bantuan dari Baznas yang artinya zakat yang dikumpulkan dari masyarakat Sumbar disalurkan kepada masyarakat yang berhak menerimanya.
“Saya hanya memperpanjang tangan dari masyarakat Sumbar untuk menyampaikan amanah menyerahkan zakat ini,” kata Audy.
Ia juga mengatakan, bantuan bagi keluarga yang memiliki rumah tidak layak huni ini merupakan salah satu upaya Pemprov Sumbar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, agar warga dapat lebih tenang dan nyaman untuk beristirahat di rumahnya
“Seperti rumah Bapak Jamasyir ini, kalau kita berjalan saja, terasa rumah ini bergoyang. Ini layak untuk dibantu, mudah-mudahan dengan bantuan ini pak Jamasyir bisa memperbaiki rumah ini segera dan keluarga bisa tinggal nyaman dan tenang,” ucapnya.
Mendengar hal itu, Jamasyir beserta istri dan anaknya tak kuasa menahan haru dan menangis. Jamasyir tak henti-henti mengucapkan rasa syukurnya.
“Alhamdulillah .. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. Sudah lama kami ingin perbaiki rumah ini, karena tidak ada biaya terpaksa kami masih bertahan, apalagi anak kami Mimimerlina baru ditinggalkan (meninggal) suaminya yang juga tulang punggung keluarga disini,” isak tangis Jamasyir.
Terharu dan bersyukur, tanpa disadari mereka menangis tersedu-sedu mengucapkan Alhamdulillah dan berterima kasih kepada Wakil Gubernur Sumbar. Bahkan ia mengaku tidak pernah mengajukan bedah rumah ke Pemprov Sumbar.
Keterbatasan ekonomi menjadikan Jamasyir yang sudah tua tak memiliki pekerjaan itu tidak mampu memperbaiki rumah yang sudah rusak di berbagai bagian. Apalagi, setelah meninggalnya suami dari anaknya Mimimerlina (Mimi) pada awal bulan Januari yang lalu.
Kehidupannya sangat tergantung dari penghasilan Mimi yang berjualan kue di warung. Ia harus menanggung biaya kebutuhan hidup dan pendidikan tiga anaknya yang duduk di bangku sekolah. Dengan adanya bantuan ini, Jamasyir merasa lega dan bahagia karena bebannya teringankan.
Rel/ns
Discussion about this post