Pasaman Barat, R. Investigasi — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasaman Barat dan Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Simpang Empat, lakukan pengolahan limbah B3 medis padat termasuk limbah Covid-19 di Tangerang, Provinsi Banten
Limbah B3 Medis Padat adalah barang atau bahan sisa hasil kegiatan yang tidak digunakan kembali yang berpotensi terkontaminasi oleh zat yang bersifat infeksius
atau kontak dengan pasien dan atau petugas di Fasyankes yang menangani pasien Covid-19.
Sementara, Keputusan Gubernur Sumbar Nomor: 660-285-2020, Kilin Indarung V PT Semen Padang ditunjuk sebagai Lokasi Pemusnahan limbah B3 Infeksius Penanganan Covid-19 di Provinsi Sumatra Barat.
Sementara itu saat dikonfirmasi diruang kerjanya Direktur RSI Ibnu Sina Yarsi Simpang Empat, Meri Herliza,mengatakan sudah bekerja sama dengan pihak ketiga tetapi bukan yang ditunjuk sesuai keputusan surat Gubernur tersebut.
“Kita sudah ada kerjasama dengan PT Wastec International di Jakarta untuk pemusnahan. Sedangkan, untuk pengangkutan oleh PT Biuteknika Bina Prima yang juga dari Jakarta,” ujar Meri Herliza.
Dijelaskan Meri, soal pengangkutan dan pemusnahan limbah ini memang sudah berjalan lama dengan sistem kontrak kerjasama antara rumah sakit dengan perusahaan. Hal ini juga sebagai salah satu syarat untuk keluarnya izin operasional rumah sakit dan akreditasi.
“Kalau tidak ada kerjasama ini, maka rumah sakit tidak akan keluar izin operasionalnya dan akreditasinya juga gagal. Makanya hal ini merupakan satu hal yang wajib bagi rumah sakit, bukan saja hanya karena Covid-19 seperti saat sekarang ini,” ungkapnya.
Kemudian, Meri Herliza mengatakan, untuk pengangkutan dilakukan sebanyak dua kali dalam sebulan. Sebelum limbah dijemput oleh perusahaan pengangkut, maka limbah itu terlebih dahulu disimpan di dalam Cool Storage denangan suhu 0 derajat celcius sampai -2 derajat celcius.
“Untuk kapasitas Cool Storage kita sendiri bisa menampung sebanyak 1,6 ton. Makanya, untuk sekarang ini, limbah dari puskesmas se-Pasbar juga dititipkan di Yarsi karena tidak punya cool storage, namun mereka tetap kerjasama dengan perusahaan pengangkut dan pemusnahan,” jelas Meri yang saat itu didampingi Kepala Bagian Umum dan SDM, Erma dan Kepala Unit Administrasi Umum, Hendra.
Senada dengan RSI Ibnu sina simpang empat, pihak RSUD Pasaman Barat juga bekerja sama dengan PT Wastec International untuk pemusnahan limbah B3 tersebut dan pengangkutan oleh PT Andalas Bumi Lestari yang juga dari Jakarta.
“Untuk saat ini RSUD Pasaman Barat, belum memiliki Cool Storage sebagai alat untuk menyimpan limbah B3 Infeksius ini.” Ujar Direktur RSUD Pasbar, Heru Widyawarman
Heru menjelaskan, untuk Cool Storage tersebut pengadaannya sudah diusulkan.
“Sudah kita inventarisir apa saja yang belum kita punya, salah satunya cool storage tersebut. Tentu hal ini tidak semudah yang dibayangkan, pasalnya butuh anggaran yang besar, sementara saat ini anggaran sedang dikurangi untuk penanggulangan Covid-19,” jelasnya.
Walaupun demikian, kata Heru, RSUD akan terus berupaya agar kebutuhan tersebut bisa terpenuhi. jelasnya, “
“Mudah-mudahan bisa kita anggarkan melalui APBD untuk pengadaan cool storage itu. Namun, saat ini kita sedang fokus dulu untuk finishing gedung baru. Setelah selesai serah terima dari kontraktor kepada Rumah Sakit, barulah kita upayakan apa yang kurang tadi, kita lengkapi berangsur-angsur,” imbuhnya.
Heru mengakui, bahwa ia akan terus berupaya membenahi segala sesuatu yang ada di RSUD Pasaman Barat, karena dirinya baru menjabat sebagai Direktur selama dua bulan penuh, yakni sejak awal Januari 2021.
“Saya menjabat direktur di RSUD ini baru dua bulan. Tentu masih banyak hal yang harus saya benahi bersama-sama dengan rekan-rekan di RSUD ini. Termasuk kepada rekan media, silahkan berikan kami masukan yang membangun, tentu tujuannya adalah untuk kebaikan kita semua,” katanya. (wh/yd)
Discussion about this post