JAKARTA, REPORTASEINVESTIGASI.com
Calon Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto memaparkan visi dan misi dalam uji kepatutan dan kelayakan di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu 6 Desember 2017. Dalam pemaparan utamanya, disampaikan soal dinamika lingkungan baik global maupun regional, secara langsung dan berkelanjutan.
Guna menghadapi ancama tersebut, TNI perlu mentransformasi diri, profesional, tangguh. Dan sesuai dengan samangat itu, diperlukan juga payung hukum yang kuat.
“Pengembangan sumber daya manusia, satria, militan, loyal dan profesional dengan alutsita yang modern,” katanya
Sementara point pertama yang menjadi sorotan Hadi adalah pekembangan negara super power yang mulai terdesak dengan penguatan ekonomi China dan Rusia. Kemudian yang kedua, Hadi membahas masalah ancaman terorisme yang masih sangat tinggi. Dan ancaman radikalisme yang terus melanda Indonesia.
Ketiga, Hadi menyampaikan mengenai ancaman perang siber. Menurutnya, diperlukan satu pemahanan dan antisipasi konflik regional baru.
“Perang siber, harus dihadapi pada era informasi saat ini. Karena 2/3 aspek kehidupan manusia modern. Perlu pengamanan di dalamnya. Serangan siber dapat setara dampaknya dengan senjata,” katanya.
Keempat adalah kemajuan China yang sangat cepat. Hal ini perlu dicermati, terutama mengenai perkembangan militer mereka. China dinilai punya andil dalam mengubah konstalasi global. China selalu bertindak dengan agresif untuk menguasai laut China selatan.
“Mereka mampu perang di seluruh wilayah,” katanya.
Sementara yang kelima adalah pengamanan di laut Indonesia. Terutama dari aksi perampokan bersenjata dan penculikan. Seperti di Filipina Sulu di laut yang berbatasan dengan Malaysia dan Filipina. (hd)
Discussion about this post