PD. PARIAMAN, REPINVESCOM
Istilah “Malin Kundang” yang dianalogikan oleh Jhony Manday, setelah memperjuangkan Ali Mukhni mengawali kariernya sebagai Wakil Bupati Padang Pariaman-yang tak pelak sekarang-dipercaya menjabat Bupati Padang Pariaman 2 periode, mendapat respon positif oleh masyarakat Padang Pariaman.
Karena memang pada zamannya, di mata masyarakat, kapasitas Jhony Manday serta track record dia, sangat dikenal baik selaku pembesar Padang Pariaman.
Jhon, mengulas dukanya dalam memperjuangkan Ali Mukhni yang berhasrat menjadi wakil dari bupati petahana, Muslim Kasim (MK) kala itu.
Berita sebelumnya : Napak Tilas Kisah Bupati Ali Mukhni, Jhony Manday : “Malin Kundang” (Bag. 1)
Dia mengenang, ketika Ali Mukhni memohon dengan sangat kepada dirinya selaku pimpinan partai PDIP Padang Pariaman, sebab kekuatan partai PDIP sebagai partai pengusung calon kepala daerah (kada) saat itu adalah partai pengusung terkuat, sekaligus partainya penguasa.
Ali Mukhni memohon agar diperjuangkan untuk diusung mendampingi MK. Sementara ada ratusan tokoh yang menginginkan mendampingi bupati.
“Dia (Ali Mukhni) memohon agar diperjuangkan, ‘indak kayu janjang dikapiang’, begitu janjinya memenuhi persyaratan yang diberikan oleh mendiang MK, agar dia dipilih MK,” ulas Jhony Manday berkisah menirukan perkataan Ali Mukhni kepada dirinya.
Lobi-lobi politik tentu menjadi kendala sendiri bagi Ali Mukhni. Karna mahar yang ditawarkan kepada dia, tak tersanggupi. “Padahal mahar yang diajukan kepadanya, tak sanggup dia penuhi. Tentunya MK menolak tawaran itu mentah-mentah. Atas itulah, kami bereaksi keras mengambil inisiatif terhadap MK, meyakinkan MK dan mengancam, jika MK ngotot menolak berpasangan dengan Ali Mukhni, maka partai PDIP tidak akan mengusung MK di pemilu kada.” Bebernya.
Bahkan ada kenangan yang lucu, saking berharapnya Ali Mukhni, renungnya. Sebuah peristiwa ketika Jhony Manday dkk, hendak bertolak ke Jakarta menghadiri Rakernas partai.
“Saat itu kami mau menghadiri Raker partai ke Jakarta. Sebelumnya dia berjanji ingin membantu biaya perjalanan. Waktu itu bandara masih di Tabing, kendaraan dia dari arah Padang menuju Pariaman, sebaliknya kendaraan kami melaju cepat dari Pariaman menuju bandara. Kendaraan kami berselisih, dia tidak lihat, lalu kami beritahu jika kendaraan kami berselisih, tak begitu jauh. Mobilnya pun berhenti, dia turun dari mobil dan berlari mendekati kami. Itu dilakukannya karna ingin membantu biaya perjalanan kami. Karena dia juga paham, kepergian kami, memperjuangkan nasibnya menjadi wakil bupati.” Bayang Jhony Manday.
Begitu banyak duka yang dikenang Jhony Manday dkk, memperjuangkan nasib Ali Mukhni hingga kelak sekarang menjabat bupati 2 periode.
“Kami dinon-aktifkan dari partai karena membangkang dari keputusan pimpinan propinsi akibat permintaan mereka tidak kami akomodir. Lalu kami klarifikasi ke pusat. Tak lama balasan surat DPP turun memberikan mandat lagi ke kami, dan aspirasi kami diterima. Ali Mukni maju mendampingi MK, dan menang. Namun, sekarang apa? Kami tidak minta belas asihnya. Tapi jangan pula berlaku pameo, ‘rumah sudah tukang dibunuh’.” Timbangnya. (Bersambung..)
Discussion about this post