PADANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat merilis hasil sensus penduduk (SP) 2020, Kamis (21/1) siang. Hasil tersebut merupakan akumulasi dari cacah online dan wawancara yang telah dilaksanakan BPS pada semester satu tahun 2020.
Plt. Kepala BPS Sumbar, Januarto Wibowo dalam keterangan persnya mengatakan, tujuan sensus penduduk 2020 untuk menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk Indonesia menuju satu data kependudukan Indonesia.
“Tujuannya untuk mencatat Indonesia menuju satu data kependudukan untuk Indonesia maju,” ucap Januarto.
Dengan hasil SP ini BPS nantinya akan memiliki parameter demografi (fertilitas, mortalitas, dan migrasi) serta karakteristik penduduk lainnya untuk keperluan proyeksi penduduk dan indikator SDGs atau tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Kita harap dapat terealisasi pada September 2021,” imbuhnya.
Januarto mengakui pelaksanaan SP 2020 penuh dengan dinamika. Selain dilakukan dimasa pandemi, metode kombinasi pun berbeda dari sensus yang terdahulu. SP 2020 menggunakan data registrasi yang relevan dengan data adminduk, kemudian dilengkapi dengan sampel survei.
“Pandemi menyebabkan perubahan interaksi dari tatap muka menjadi online. Disamping itu, petugas pun wajib menggunakan APD lengkap terutama ketika melakukan wawancara atau mengambil sampel,” jelas Januarto.
Begitu juga pendataan penduduk, jika pada sensus sebelumnya petugas menggunakan sistim CAPI (Computer Assisted Personal Interviewing) dan PAPI (Paper Assisted Personal Interviewing). SP 2020 memakai sistim DOPU (Drop Off Pick Up) dan PAPI. Teknik ini tentu membuat beban kerja petugas jadi bertambah.
Berdasarkan SP 2020, diketahui jumlah penduduk Provinsi Sumatera Barat per September 2020 sebesar 5,53 juta jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2,79 juta orang atau 50,35 % dan jumlah penduduk perempuan 2,75 juta orang atau 49,65 %. Berdasarkan jumlah luas daratan yang mencapai 42.012,89 KM, maka didapat kepadatan penduduk sebanyak 132 jiwa per KM.
“Jadi selama 2010-2020, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,29 persen,” terangnya.
Untuk persebaran, jumlah penduduk tertinggi tercatat di Kota Padang sebesar 909,04 ribu orang dan terendah di Kota Padang Panjang sebanyak 56,31 ribu orang.
Sedang rasio jenis kelamin penduduk adalah 101. Artinya terdapat 101 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.
“Rasio jenis kelamin tertinggi terjadi di Kabupaten Mentawai sebesar 108. Sedangkan yang terendah ada di Kabupaten Padang Pariaman sebesar 100,” beber Januarto.
Bonus demografi ternyata turut dirasakan Sumbar pada 2020 ini. Tercatat komposisi umur penduduk usia 0-14 tahun turun dari 45,14% pada tahun 1971 menjadi 24,65% pada tahun 2020. Dalam periode yang sama, penduduk usia produktif 15-64 tahun meningkat dari 51,49% menjadi 68,65%.
“Struktur umur penduduk Sumatera Barat saat ini didominasi oleh milenial dan generasi Z,” sebut Januarto.
Ditemui terpisah, Kepala Diskominfo Sumbar, Jasman Rizal menyambut baik hasil SP 2020 yang diumumkan BPS. Dia meminta agar hasil tersebut diviralkan ke masyarakat melalui seluruh kanal informasi yang dimiliki.
“Sebagai corong informasi, Kita turut menyampaikan hasil SP 2020 ke masyarakat. Karena selaku objek, masyarakat juga berhak mengetahuinya. Sensus menegaskan keberadaan masyarakat. Sebab tidak sedikit warga yang tidak tercatat dan tidak memiliki kelengkapan dokumen kependudukan. Karenanya, hasil SP 2020 sangat penting bagi rakyat,” pungkas Jasman. (Robi)
Discussion about this post