Pariaman — Plt (Pelaksana Tugas) Sekdes Desa Apar, Nur Afni dulunya merupakan penerima Program PKH (Program Keluarga Harapan).
Nur Afni menerima PKH pada tahun 2018 dan graduasi pada awal tahun 2019 karna lolos menjadi Kasi Lelayanan di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, yang diadakan oleh Pemerintah Kota Pariaman.
Di awal tahun 2020, Nur Afni mengemban tugas baru menjadi Plt. Sekdes Desa Apar, dan semoga dengan ketelatenan dalam bekerja Nur Afni menjadi Sekdes Desa Apar, aamiin.
“Saya menerima bantuan PKH pada tahun 2018 dengan kategori anak sekolah, di dalam program PKH, saya tidak hanya mendapatkan uang tetapi juga pelajaran melalui P2K2 (Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga), melalui materi yang saya dapat dari pendamping saya Rizki Pratama,” ungkap Nur.
Materi P2K2 yang diterimanya, mampu merubah pola pikirnya, “Karna materi yang disampaikan sangat bagus seperti cara mengasuh anak, mengontrol keuangan dan materi lainnya, dan pendamping juga mengatakan bahwa kita jangan sampai tergantung dengan bantuan, kita harus bisa hidup mandiri karna bantuan tidak akan untuk selamanya, maka persiapkanlah diri agar mampu mandiri dengan bekal yang telah diberikan, dan mulai dari sana saya bertekat untuk dapat lebih,” jelas Nur Afni, Selasa (22/12/2020).
Berbekal Pendidikan SMA, dan materi yang didapat dari P2K2 itulah, Nur Afni mencoba keberuntungan dengan ikut seleksi penerimaan Kasi Desa Apar yang diadakan di akhir tahun 2018 yang diselenggaran oleh Pemko Pariaman.
“Alhamdulilah dengan kerja keras saya mampu lolos dan diterima menjadi Kasi Pelayanan di Desa Apar dan merasa ekonomi sudah membaik di awal tahun 2019, saya memutuskan untuk graduasi mandiri dari Program PKH, dan awal tahun 2020 saya menjadi PLT Sekdes Desa Apar, karna sebelumnya Sekdes Apar yang terdahulu PNS (Pegawai Negri Sipil) ditarik oleh Pemko Pariaman, maka saya diangkat menjadi Plt. Sekdes,” jelas Nur Afni.
Nur Afni menambahkan, agar ibuk-ibuk penerima PKH harus mampu merubah nasibnya, agar tidak ketergantungan dengan bantuan pemerintah, “Kalau merasa sudah mampu, lebih baik graduasi saja dari pada dikeluarkan secara mendadak,” sarannya.
Kasi Limjansos Dinas Sosial Kota Pariaman Zulpazli mengatakan, dampak dari P2K2 (Pertemuan Peningkatan Kemampuan Kelurga) sangatlah besar bagi ibuk-ibuk penerima PKH.
“Ini adalah salah satunya dari dampak positif tersebut, karna pendamping PKH sebelum terjun untuk menyampaikan materi, mereka dilatih dulu oleh Balai Diklat yang dilaksanakan oleh Kementrian Sosial, maupun dari provinsi, dan pendamping juga memiliki sertifikat keahlian untuk menjadi narasumber. Maka itu kami yakin sekali dengan para pendamping PKH Kota Pariaman mampu mengubah pola pikir penerima PKH di Kota Pariaman,” jelas Zul.
Zul menambahkan, Dinas Sosial akan mendukung setiap kegiatan PKH di Kota Pariaman, “Materi P2K2 ini kalau dapat tidak hanya di rasakan oleh ibu-ibu PKH saja tapi juga di rasakan oleh masyarakat luas, nanti kami akan berkordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, dan nanti juga berkordinasi dengan Camat. Jika ada program desa tentang pemberdayaan maka libatkanlah pendamping PKH dengan pengetahuan yang mereka miliki mampu merubah pola pikir masyarakat desa dan kelurahan di Kota Pariaman,” jelas Zul.
Zul menekankan kepada pendamping agar selalu berinovasi dan meningkatkan kemampuan diri secara mandiri agar mampu menambah wawasan. (*)
Discussion about this post