Morenna Thalia, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau, bersama sama komunitasnya membuat sebuah Gerakan Mahasiswa Taram. Sebagai kontribusi selamatkan pendidikan anak dari belenggu pandemi.
Anak-anak generasi Corona adalah mereka yang merasakan dengan konsekuensi pendidikan jarak jauh, Sedangkan mereka tidak seluruhnya siap dengan perubahan dan tantangan tersebut, pernahkah kita berpikir bahwa mereka tidak lagi bisa bangun pagi, lupa rasanya bagaimana berani menunjuk tangan lalu tampil kedepan kelas, atau sederhananya tidak ingat rasa bercanda, saling usil, lalu memaafkan?
Pandemi merenggut semua peluang mereka untuk berkembang, tidak datang kesekolah artinya tidak bertemu teman-teman, tidak secara langsung merasakan pendewasaan diri, lalu sangat besar kemungkinan akan menjadi pribadi yang rapuh, tidak berani di depan public, dan tumbuh menjadi pribadi yang individualistic. Lalu apa yang harus kita lakukan?
Pola-pola kebiasaan anak di atas telah terjadi pada anak-anak di Nagari Taram, Nagari Taram merupakan nagari yang terletak di Kab. 50 Kota yang juga merasakan dampak pembelajaran jarak jauh yang menyebabkan anak-anak sekolah dasar tidak mengikuti pembelajaran langsung di sekolah.
Berdasarkan laporan dari Wali Nagari Taram sendiri Defrianto Ifkar, S.Si, banyak anak-anak di Nagari Taram yang belum bisa meresap pembelajaran saat pandemi karna keterbatasan fasilitas yang tidak memadai. Fenomena ini diperburuk oleh ketidakmampuan nagari dan sekolah terkait untuk memfasilitasi dan mencarikan solusi akan hal ini.
Selain itu, para orang tua kesulitan mendampingi anak-anak mereka untuk belajar di rumah dan kekawatiran mereka akan minimnya interaksi anak tersebut dan tumbuh menjadi individualis.
Merespon permasalahan tersebut, Gerakan Mahasiswa (GEMA) Taram menginisiasi sebuah kegiatan kontribusi untuk mengajar anak anak pada tingkat sekolah dasar secara langsung, Kegiatan ini dilakukan disetiap hari minggu pagi yang sudah di mulai sejak 19 oktober 2020 dan di rencanakan akan terus berlanjut hingga akhir semester ganjil tahun ini.
Berdasarkan wawancara dengan Naufal Hanan selaku Ketua Umum Gema Taram, kegiatan ini selain membantu anak-anak dalam proses pembelajaran, juga menumbuhhkan kembali kebiasaan lama sebelum pandemi seperti bangun pagi, berdiskusi dengan teman-teman, bermain sambil belajar ataupun menumbuhkan keberanian untuk menunjuk tangan dan tampil ke depan. Mungkin program ini tidak akan menjawab semua permasalahan yang ada, namun setidaknya mampu menyelesaikan tiga dari sepuluh permasalah pendidikan anak di Nagari Taram.
Tidak banyak yang dapat kita lakukan dalam menghadapi persoalan terkait pandemi, tapi setidaknya berkontribusi dan berkeinginan untuk membantu adalah satu cara terbaik untuk saat ini. Lalu, apa saja yang sudah kamu lakukan? (*)
Discussion about this post