Ulakan, Padang Pariaman – Setelah melakukan beberapa tahapan kegiatan, mulai dari perencanaan, sosialisasi program, koordinasi dan fasilitasi dengan pihak pemerintah serta organisasi masyarakat setempat. Konsil LSM Indonesia selaku pelaksana program ECHO Green, akan memperkuat keterlibatan perempuan dan pemuda dalam pembangunan Nagari. Terutama dalam menyusun Rencana Tata Ruang dan Tata Guna Lahan Nagari yang terintegrasi. Artinya, proses-proses perencanaan yang dilakukan, harus bersifat partisipatif, memastikan keterlibatan efektif perempuan, generasi muda dan kelompok-kelompok terpinggirkan lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, ada 2 rangkaian kegiatan telah dilakukan, yakni Fasilitasi Pertemuan Wali Nagari & Bamus dalam Penyusunan Rencana Aksi/Rangkaian Kegiatan Rencana Penyusunan RTRW Nagari dan Training/Pelatihan Penyusunan RTRW bagi Kader Perempuan dan Pemuda.
Untuk kegiatan selanjutnya, adalah Fasilitasi Pertemuan untuk Pembentukan Tim Pemetaan Nagari (TPN). Pertemuan ini dilaksanakan secara terpusat pada tiap-tiap kecamatan, dengan metode daring atau zoom meeting dan secara offline atau tatap muka.
Pada Kamis (5/11) ini, dilaksanakan pertemuan secara serentak untuk membentuk 25 TPN di 3 Kecamatan, yaitu Ulakan Tapakis, Batang Anai dan Lubuk Alung. Dengan total peserta mencapai 500 orang, yang berasal dari unsur Pemerintah Kecamatan, Wali Nagari, Bamus, Kelompok Perempuan dan Pemuda Tani, Kader Pemetaan, Fasilitator Echo Green, tokoh masyarakat dan Tim Ahli GIS/LUP beserta Tim SDC dari Konsil LSM Indonesia.
Untuk wilayah kecamatan Ulakan Tapakis, pertemuan berlangsung di Hall serba guna Nagari Sungai Gimba Ulakan yang dibagi dalam dua sesi. Pagi diikuti oleh 4 nagari (Tapakis, Padang Toboh, Seulayat dan Sungai Gimba), dan siangnya 4 nagari lagi (Kampuang Gelapung, Sandi, Manggopoh Palak Gadang dan Ulakan).
Dalam pertemuan itu, para peserta dikelompokkan berdasarkan nagari untuk membentuk Tim Pemetaan masing-masing Nagari. Kader yang telah dilatih dari masing-masing Nagari, akan berperan sebagai fasilitator dalam proses penyusunan rencana tata ruang dan tata guna lahan di nagari masing-masing. Yang nantinya mereka akan diback up oleh Tim SDC/Koordinator Kecamatan & Tim Ahli (LUP/GIS).
Diawal pertemuan, melalui zoom meeting Rahmadhaniati selaku Program Manager ECHO Green dalam sambutannya menyampaikan. Peserta diharapkan dapat memahami tujuan pembentukan Tim Pemetaan Nagari dan menyepakati orang-orang potensial dan memiliki kerelawanan untuk menjadi Tim Pemetaan di Nagari. Anggota TPN berjumlah sebanyak 5 orang, yang berasal dari kader pemetaan, unsur perempuan dan pemuda serta dari Pemerintah Nagari. Dengan komposisi, 3 orang perempuan dan 2 orang laki-laki.
“Bagi mereka yang terpilih, berkomitmen untuk mengikuti dan memfasilitasi rangkaian kegiatan pemetaan partisipatif untuk penyusunan Rencana Tata Ruang dan Tata Guna Lahan Nagari yang inklusif. Dimana nantinya, dilakukan bersama Tim Ahli/Konsultan LUP (Land Use planning) dan GIS (Geographic Information System) dan Koordinator Kecamatan/SDC(Sub District Cordinator)”. Jelas Ramadhaniati.
Menurut Koordinator Kecamatan Ulakan Tapakis Lusi Anggrayni, walaupun peserta dari tiap nagari akan berkumpul di beberapa titik dalam satu tempat. “Kami tetap mengikuti protokol kesehatan covid-19. Antara lain yaitu, Tetap menggunakan masker dan dilakukan pengukuran suhu tubuh, jarak antara peserta satu dengan yang lainnya min.1,5 m, tersedia tempat cuci tangan dan Handsanitizer. Kemudian ruangan tempat pertemuan, harus memiliki sirkulasi udara yang baik”. Ujarnya. (AS)
Discussion about this post