Oleh : Anes Satria
Padang Pariaman – Seluruh keluarga besar beserta segenap civitas akademika Institute National School (INS) Kayutanam, memperingati hari jadi yang ke 96, pada Sabtu ini, tepatnya tanggal 31 Oktober 2020.
INS Kayutanam didirikan oleh Tokoh Nasional Engku Muhammad Syafei. Sekarang dalam usia hampir satu abad, ruang pendidik ini hampir sampai para titik nadir. Karena hanya punya murid kelas satu SMA sebanyak 13 orang. Akankah lembaga pendidikan terkenal ini tutup pada usia 100 tahun?
Waktu yang akan menjawab. Untunglah, dalam rangka memperingati hari jadi tanggal 31 Oktober 2020 ini, masih ada saja inisiatif dari para Alumni INS. Pada peringatan kali ini, menggelar Pelatihan 1000 orang UMKM seluruh Sumatera Barat, dengan mengundang salah satu Narasumber terkenal Wanita pengusaha sukses pemilik dari Wardah Kosmetik.
Semoga Berkah. Perhatian segenap pihak
seperti ini, sudah sering digunakan untuk menjaga agar INS hidup kembali. Seperti diharapkan oleh pendirinya yang telah berpulang ke 49 tahun lalu dan dimakamkan di Komplek INS Kayutanam, berdampingan ibu angkatnya Andung Chalijah. Semoga diantara penyelenggara atau peserta ada yang menziarahinya.
Apakah acara ziarah ini perlu? Ya perlu, karena perjuangan kita sekarang adalah melanjutkan cita-cita orang yang merintis dulu. Apakah salah jika kita sedikit tafakur mengenang pahit getir perjuangan pemilik INS? Dan bersyukur kepada Allah SWT karena kita telah menikmati manfaat warisan walaupun zatnya kita tidak tahu.
Ada rahasia penting pada Ziarah makam Pendiri INS Kayutanam ini, karena berkaitan erat dengan hari hari bersejarah. Tanggal 31 Oktober 1926 INS didirikan, Tanggal 31 Oktober 1893 Engku Syafei lahir di Pontianak dan tanggal 31 Oktober itu beliau menikah.
Dari pernikahan ini lahirlah putra putri beliau, yang masih di bawah umur ketika beliau meninggal. Padahal diakhir tahun 60an itulah, kesempatan beliau membangun secara fisik dengan bantuan finansial Negeri Belanda yang selama hidup beliau berupaya menolaknya.
Wahai para pengagum INS. Kini saatnya kita introspeksi, apakah sumbangan dana, pemikiran dan tenaga yang telah kita berikan bermanfaat untuk kemajuan cita-cita pendirinya Engku Syafei?
Sebagaimana diketahui, Engku Muhammad Syafei adalah seorang tokoh pendidikan nasional. Beliau pernah dipercaya menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang ketiga, setelah Ki Hadjar Dewantara dan Todung Sutan Gunung Mulia dalam Kabinet Sjahrir II.
Pada awal pendiriannya, INS Kayutanam hanya menyewa rumah penduduk dengan murid awal sebanyak 79 orang. Saat ini, perguruan tersebut telah mempunyai lahan seluas 18 hektare. Sepanjang usianya, INS Kayutanam telah melahirkan banyak alumni yang berperan besar dalam kehidupan masyarakat dan dikemudian hari menjadi tokoh-tokoh yang dikenal masyarakat luas.
Beberapa orang tokoh yang pernah menjalani pendidikan di INS Kayutanam, diantaranya: Ali Akbar Navis, sastrawan, penulis novel. Bustanil Arifin, mantan menteri koperasi dan kepala Bulog. Djanamar Adjam, aktivis Pemuda Islam pada masa perjuangan kemerdekaan, diplomat Indonesia. Djang Jusi, ahli kesehatan, pejuang. Farid Anfasa Moeloek, mantan menteri kesehatan. Hasnan Habib, jenderal militer dan diplomat. Idraman Akmam, profesional, direktur BUMN. Kaharuddin Nasution, militer, mantan gubernur Riau. Mara Karma, pelukis, wartawan, pengarang dan kritikus seni. Mochtar Apin, pelukis, pengajar Fakultas Seni Rupa ITB. Mochtar Lubis, pendiri Harian Indonesia Raya dan majalah Horizon, sastrawan. Tarmizi Taher, mantan menteri agama, militer. Willy Aditya, ketua umum Liga Mahasiswa, Partai NasDem (alumnus 1997).
Itulah INS Kayutanam, yang hingga kini masih berdiri sebagai sebuah SMA swasta dengan akreditasi A. Sekolah ini bernaung di bawah Yayasan Badan Wakaf Ruang Pendidik INS Kayutanam. Terletak di lokasi yang sangat strategis, tak jauh dari stasiun kereta api kayu tanam di pinggir jalan raya Padang-Bukittinggi, Sumatera Barat. (*)
Discussion about this post