Sarolangun — Memasuki minggu ke dua bulan Oktober 2020 jadi perbincangan di tengah masyarakat Kabupaten Sarolangun. Gas LPG 3 Kg langka dengan harga melambung tinggi, Selasa (13/10).
Belum diketahui penyebab kelangkaan LPG bersubsidi, pemerataan penyaluran quota dipertanyakan.
Seperti keluhan yang disampaikan langsung oleh beberapa masyarakat kepada media online Reportaseivestingasi.com ketika turun ke lapangan, bahwa gas LPG subsisi saat ini sulit didapatkan.
“Tinggi nian harga gas 3 Kg sekarang, beli di kios capai kisaran harga Rp35 ribu pertabung itupun sulit didapatkan,” kata Mulyadi salah satu pedagang kecil di kota Sarolangun sangat merasakan dampak kelangkaan dan melambungnya harga LPG tersebut.
Ditambahkan olehnya bahwa, kelangkaan gas dan tingginya harga dirasakan dalam minggu-minggu ini. “Yang terasa sulit didapat ,agak langka dan harga melambung sudah seminggu belakangan lah,” katanya menambahkan, Selas (13/10).
Selain itu, ditimpali juga oleh masyarakat lainnya bahwa melambung harga dan langkanya gas LPG 3 Kg ikut dirasakannya secara langsung.
“Betul bang ,saya juga beli harga Rp.35 ribu di kios dalam kota Sarolangun,” kata Jasri saat ditemui di lokasi yang sama.
Hal senada juga disampaikan oleh Ucok, bahwa di Kecamatan Batang Asai harga LPG capai kisaran Rp.50 ribu pertabung.
“Gila! Di Batang Asai capai kisaran Rp.50 ribu beli di kios. Iya nian bang. Kebetulan baru beberapa hari ini pulang ke kampung Batang Asai,” kata Ucok.
Dengan kelangkaan dan melambungnya harga LPG 3 Kg terkesan jauh di atas harga HET yang ditentukan, masyarakat sangat menunggu jawaban pihak pemerintah terutama dinas terkait. Apa penyebab dari kelangkaan dan melambungnya harga tersebut.
Sementara masyarakat menduga adanya ketidak wajaran serta adanya dugaan indikasi permainan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab di lapangan.
“Biasalah bang mungkin banyaknya mafia-mafia gas di lapangan,” kata salah satu masyarakat kembali. Sayang masyarakat tersebut tidak menjelaskan secara detail kepada wartawan mafia seperti apa yang dimaksud.
Harapan masyarakat kepada pemerintah Kabupaten Sarolangun tentunya ,segera menanggapi serius. Cepat tanggap terhadap keluhan masyarakat. Jika perlu jika terbukti adanya indikasi-indikasi lain di lapangan segara tindak tegas.
Masyarakt berharap kepada pemerintah agar tidak terkesan berpangku tangan. Maksimalkan fungsi pengawasan agar tidak adanya indikasi dan asumsi lain berkembang di tengah masyarakat.
Amat disayangkan hingga berita ini tayang belum didapat informasi dari dinas terkait. Terhadap kelangkaan LPG dan melambungnya harga saat ini, disambangi di ruang kerja Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sarolangun, Faisol selaku Kabid tidak berada di tempat.
(Pen)
Discussion about this post