SAWAHLUNTO, REPORTASEINVESTIGASI.com
Kondisi penyertaan modal miliaran di PT Lembu Betina Subur (LBS) Kota Sawahlunto yang tak kunjung terang benderang, terus menuai sorotan. Akibat tak kunjung mendatangkan deviden atau pemasukan terhadap keuangan daerah, bahkan menimbulkan kebangrutan, membuat kondisi perusahaan peternakan sapi ini sangat memprihatinkan.
Sorotan terhadap perusahaan peternakan sapi yang berdiri ditopang dengan diawali Perda 06 tahun 2005 itu, disampaikan kembali oleh DPRD Kota Sawahlunto melalui juru bicara Fraksi PPP, PAN dan NasDem Aristin. “Terkait PT LBS belum nampak upaya–upaya yang kongkrit dari pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah dari pemanfaatan aset dan pengelolaan perusahaan daerah,” jelasnya pada rapat paripurna tentang APBD 2018, digedung dewan, Senin (30/10).
Pada paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Sawahlunto Adi Ikhtibar dan Wakil Ketua DPRD Hasjhoni itu serta dihadiri Walikota Ali Yusuf dan Wakil Walikota Ismed, Aristin menegaskan PT LBS boleh dikatakan sudah tidak beroperasi lagi. Dan kondisi tersebut seolah-olah dimanfaatkan, karena dibiarkan begitu saja. Kegerahan legislatif pernah mencuat dan meminta manajemen PT LBS harus lebih terbuka dalam memberikan laporan tentang perkembangan dan kejelasan prospektifnya. Karena, kucuran penyertaan modal awal melalui APBD telah diberikan sebesar Rp10,5 miliar.
Bahkan, telah ditambahkan kembali agar bisa berkembang sebesar Rp1,5 miliar. Sebagian fraksi sangat kecewa karena PT LBS terkesan tak transparan dalam memaparkan perkembangan dan kejelasan prospektifnya. Dana yang dikucurkan telah miliaran rupiah, mengapa tak jelas deviden serta perkembangannya. Menurutnya, dewan akan terus dilakukan pengawasan khusus terhadap pengembangan peternakan PT LBS ini. Kalau pengembangan serta prospeknya tak kunjung baik, tentu mengindikasikan pengelolaan yang tidak tepat serta tidak profesional.
Belum lagi selesai soal kinerja LBS yang kerap menjadi sorotan DPRD kota ini, kondisi di peternakan yang terletak di areal Resot Kandi ini, terlihat memprihatinkan. Kondisi kandang sapi yang terlihat tidak layak akibat tidak terawat menimbulkan pertanyaan, sebab tak kondisi itu menggambarkan ketidak jelasan mana saja sapi milik perusahaan daerah yang sudah menyedot puluhan milyar uang APBD itu. TUM
Discussion about this post