SAWAHLUNTO, REPORTASEINVESTIGASI.com
Di tengah pertumbuhan ekonomi Sawahlunto 5,71 persen di tahun 2016, atau mengalami perlambatan dibanding tahun sebelumnya 6,02 persen. Kondisi pasar kini kian lesu pasca tak beroperasinya atau mensegel 73 kios yang ada di blok B dan blok C Pasar Kota Sawahlunto, karna sudah tahunan menungggak dan tak menjalankan aktifitas perdagangan.
Lesunya geliat pasar pasca pensegelan ini Dinas Perindagkop Kota Sawahlunto membuka pendaftaran bagi yang berminat menyewa kios atau petak toko di bangunan Pasar Sawahlunto blok C dan blok B. Dikatakan Drs. Marwan Kepala Dinas Perindustrian Kota Sawahlunto pendaftaran akan dibuka mulai 15 Oktober 2017. Pendaftaran ini dibuka setelah sebelumnya pihaknya melakukan pemutusan sewa kontrak terhadap 66 petak kios.
Pemutusan sewa tersebut dilakukan terhadap pedagang yang tidak melakukan kegiatan dagang di kiosnya serta tidak membayar tunggakan sewa kios. Sebelumnya, Kepala Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik (Narwilis) Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sawahlunto, Vina Madya menyatakan ada tujuh sektor sektor lapangan usaha mengalami perlambatan pertumbuhan.
Perlambatan itu masih bisa diimbangi dengan pertumbuhan di sektor lapangan usaha lainya, seperti sektor jasa, jasa keuangan dan asuransi, penyediaan akomodasi dan makanan, industri pengolahan serta pengadaan listrik dan gas.
“Perlambatan pertumbuhan ekonomi sangat signifikan terjadi di sektor pertambangan dan pertanian. Sektor pertambangan minus 7,79 persen dan pertanian 2,29 persen,” jelas Vina Selasa (22/8) lalu.
Di tahun 2015, jelasnya, kontribusi pertumbuhan ekonomi di sektor pertambangan 4,27 persen. Disektor pertambangan masih sangat dominan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah ini. Dia menambahkan tingginya kontribusi di sektor lain belum mampu mempertahankan laju pertumbuhan selama ini ketika sektor pertambangan minus.
Di sektor pertanian, sebut Vina, terjadinya perlambatan pertumbuhan karena pengaruh iklim yang mengakibatkan gagal tanam dan gagal panen, seperti kemarau panjang dan bencana. Meski begitu, perlambatan itu diimbangi dengan pertumbuhan di sektor jasa lainnya, 10,51 persen, industri pengolahan 7,87 persen, perdagangan 6,28 persen, jasa keuangan dan asuransi 7,29 persen.
“Semakin banyak keterlibatan aktifitas ekonomi masyarakat dalam berbagai lapangan usaha dengan penghasilan yang lebih bagus dan suatu hal yang baik. Bahkan, bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah ini lebih besar lagi,” pungkasnya. (tum)
Discussion about this post