PT. Nasiotama Karya Bersama yang diketahui sempat menghilang dari peredaran dunia pertenderan LPSE Padang Pariaman, kembali berulah. Bahkan parah ! Kali ini proyek yang berjudul Pembangunan Jalan DAU Hotmix Paket 1 yang baru saja selesai dikerjakan oleh KSO PT. Bangun Jaya Pratama – PT. Nasiotama Karya Bersama, amblas dalam hitungan hari. Gilanya, RAB proyek peningkatan jalan hotmix 42 ruas yang tersebar seantero Kabupaten Padang Pariaman itu, juga terindikasi banyak pekerjaan yang fiktif.
PD. PARIAMAN, REPORTASEINVESTIGASI.com
“Pekerjaan ini di bawah pengawasan TP4D Kejaksaan Negeri Pariaman”. Begitulah bunyi tulisan yang tertera di bagian plang proyek. Namun begitu, sekalipun pekerjaan proyek yang dikerjakan PT. Nasiotama Karya Bersama berada di bawah pengawasan Kejaksaan Negeri Pariaman, ternyata hal itu tidak membuat nyali kontraktor pelaksana ini ciut untuk menilep volume proyek.
Agaknya kontraktor pelaksana proyek ini cukup terhitung nakal. Kendati demikian, kenakalan itu masih dapat diurai berdasarkan pantauan media. Disinyalir kontraktor pelaksana proyek hotmix ini tilep satu sampai dua lapis agregat material aspal klas A dan klas C
Pasalnya, pada Rabu siang (21/10/17), media yang turun ke salah satu ruas proyek yang baru beberapa hari selesai pengerjaannya itu, yakni di ruas Sp. IV Toboh SUPM, disambut oleh kekonyolan dan carut-marut pelaksanaan proyek.
Ketidak terbukaan informasi oleh perusahaan pelaksana karena pagudana yang tertera di plang proyek include secara menyeluruh, juga menarik perhatian publik. Tak salah kualitas proyek yang bernilai Rp 18 miliar itu disinyalir tak akan mampu menembus spesifikasi standar SNI yang tertera dalam perencanaannya.
Keadaan di lokasi, di sepanjang ruas jalan aspal yang dikerjakan nyata tampak amblas dan retak. Memang di lokasi saat itu, titik awal pekerjaan di STA 0+000 sampai ke STA 0+ titik akhir pekerjaan membuktikan, jika proyek yang bersumber dari dana DAU pusat yang dikerjakan melalui KSO dua perusahaan ternama di Sumbar inu, dicap tak pedulikan mutu.
Sementara KPA kegiatan, Rahim Tamrin (Kabid Bina Marga Kabupaten Padang Pariaman) dihubungi media pada saat itu, mengatakan tengah mendampingi tim TP4D dari kejaksaan yang kebetulan turun mengecek proyek PT. Nasiotama di beberapa ruas.
“Itu yang bekerja PT. Nasiotama. Kebetulan saya lagi di jalan, daerah Sungai Geringging mendampingi tim TP4D, baru saja kami mengecek perkembangan proyeknya di ruas yang lain. Nanti kita dengan TP4D akan mampir ke lokasi untuk memantaunya,” sebutnya Rahim yang saat itu melakukan sidak ke beberapa ruas pekerjaan KSO PT. Nasiotama, Rabu (18/10/17).
Namun tak habis pikir, keberadaan KPA, PPTK kegiatan serta tim TP4D kejaksaan memantau jalannya kegiatan yang bermasalah itu, tetap saja tidak merubah keadaan mutu. Malah konyol, selang 3 hari berikutnya, pada Sabtu (21/10/17). Kontraktor pelaksana kedapatan oleh media membetulkan pekerjaan aspal yang amblas tersebut dengan cara tambal sulam.
Tak salah, kurenah nakal dari kontraktor yang membetulkan pekerjaan proyek cacat dengan cara yang cacat pula itu, menuai protes. Sebab caranya memperbaiki proyek dengan tambal sulam seperti itu tentulah tidak akan menjamin mutu, karena kualitas maupun kuantitas dari pekerjaan proyek itu sama-sama melabrak gambar bestek.
Masih seputar pengamatan media. Dari titik awal pekerjaan di STA 0+000 sampai ke STA 0+ titik akhir pekerjaan pengaspalan, kepadatan permukaan aspal yang punya spesifikasi hotmix itu bisa dinilai kualitas konstruksi tidak akan pernah mencapai standar SNI.
Wajar, karena ketebalan lapis permukaan aspal yang terpantau media tidak lebih dari 2 cm. Sehingga ketahanan dan kekuatan agregasi permukaan aspal pun tak urung menjadi lembek.
Anehnya lagi, untuk uraian pekerjaan lapisan material agregat klas A dan klas C, tampak tidak terealisasi. Sebuah upaya perbuatan mengurangi volume telah terjadi.
Sementara untuk pengerjaan kegiatan bahu jalan (kiri kanan) di ruas yang sama, juga diduga asal-asalan, karena pengerjaannya terindikasi tidak memenuhi lebar 1/2 m dengan tebal yang diduga tak pula mencukupi 12 cm.
Lagi pun di kiri kanan bahu jalan tersebut dipenuhi dengan semak, alias kotor, tak dibersihkan. Tak hanya itu, dugaan memainkan timbunan pilihan diganti dengan timbunan biasa juga berpotensi jika menilai kualitas kepadatan timbunan.
Nasib amblasnya pengerjaan proyek KSO PT. Nasiotama Karya Bersama yang baru dikerjakan dalam hitungan hari tersebut, diperparah dengan keadaan konstruksi aspal yang tidak memiliki lapis resap pengikat antara konstruksi aspal lama dengan aspal baru. Buktinya, aspal tersebut mudah pecah berserakan tidak mengikat.
Kecurigaan media ini melirik pengerjaan proyek yang diduga kuat tidak mengacu pada gambar dan RAB, mendapat dukungan dari warga sekitar. “Iya, aspalnya baru beberapa hari selesai dikerjakan, tapi sekarang sudah pecah hampir sepanjang ruas jalan mengalami retak dan pecah,” tanggap warga bernama Feri menerangkan.
Aroma Fiktif Perencanaan Proyek DAU Paket 1
Selain itu aroma perencanaan yang diduga kuat fiktif, juga turut menghantui pekerjaan. Pasalnya, banyak terdapat uraian pekerjaan yang sejauh ini belum terlaksana di ruas Sp. IV Toboh SUPM sesuai kontrak, di antaranya tidak ditemukannya uraian pekerjaan saluran drainase lengkap dengan plat.
Hal yang membingungkan adalah item kegiatan pembuatan saluran drainase sepanjang ruas jalan tersebut yang ada dalam perencanaan, padahal kegiatan yang dimaksud itu telah diselenggarakan pada tahun anggaran 2013/2014. Nah, lho..??
Begitupun dengan kondisi pekerjaan proyek di ruas Sei. Putiah – Durian Kandih yang pada Kamis (19/10/17) lalu masih dalam tahap penghamparan.
Kecurangan kontraktor terbukti karena mengunakan quary material setempat yang notabene tidak mengantongi izin, demikian kecurangan juga dilakukan pada tahap penggilingan, material batuan sebesar mangga yang sudah terhampar di ruas jalan yang memang dipenuhi bebatuan itu sangat membantu upaya kontraktor dalam memakan volume.
Lebih lanjut sepengamatan media di ruas Sei. Putiah, pekerjaan yang dilakukan hanyalah melaksanakan penghamparan dan pemadatan lapis permukaan atas aspal, diduga kuat kontraktor menghilangkan volume agregat klas C dan klas A.
Bahkan yang tak ketinggalan hebatnya, kendati KPA, PPTK serta tim TP4D telah mengetahui keadaan proyek, tidak membuat kontraktor nakal ini bergeming. Kok bisa, ya?
Lagi pun respon dari KPA kegiatan Rahim Tamrin sejauh ini, cuma pandai beretorika saja. “Kalau pun pekerjaan itu dibetulkan tapi tak sesuai spek RAB dan gambar, ya harus dibongkar. Karena proyek tersebut belum pada tahap serah terima (PHO),” katanya entah iya, entah tidak, meskipun pekerjaan kontraktor terbukti rata-rata bermasalah. Tunggu berita selanjutnya.. IDM
Discussion about this post