PAINAN – Agar ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, abrasi pantai, dan gempa yang diprediksi berpotensi tsunami tidak menimbulkan dampak korban yang besar, maka kesiapsiagaan masyarakat harus dilakukan secara terintegrasi.
Hal itu disampaikan Sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Pesisir Selatan, Erizon Selasa (25/8), dan meminta kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat agar terus meningkatkan kesiagaan masyarakatnya dalam menghadapi ancaman bencana.
“Sebab keselamatan jiwa masyarakat dari ancaman berbagai bencana merupakan pilihan yang tidak bisa ditawar-tawar,” katanya.
Disampaikannya bahwa secara geografis, sebagian besar pemukiman penduduk di daerah itu berada pada radius 0-3 kilometer dari bibir pantai.
Mereka yang tinggal di sepanjang radius itu jelas berada pada zona merah tsunami, belum lagi yang berdomisili di sepanjang bibir sungai dan lereng perbukitan yang rawan banjir dan rawan longsor.
“Karena berbagai ancaman itu, sehingga perlu disikapi dengan kewaspadaan. Sebab hanya melalui upaya ini ancaman bencana yang bisa berdampak korban besar itu bisa dilakukan,” ingatnya.
Dari itu dia berharap agar kegiatan sosialisasi dan simulasi kampung siaga bencana perlu lebih dimaksimalkan ke depan. Karena upaya itu termasuk salah satu langkah dalam menyikapi resiko bencana, yang tentunya dengan melibatkan masyarakat dan unsur terkait di daerah.
Diakuinya bahwa keberhasilan dalam pengurangan risiko dampak bencana tidak terlepas dari koordinasi dan kerjasama yang terintegrasi dengan berbagai pihak.
Sebab melalui keterlibatan itu, semua unsur akan merasa memiliki tanggung jawab, termasuk unsur yang ada di masyarakat, atau tidak terbatas pada pemerintah dan aparatur saja.
“Bila kesadaran dan rasa tanggung jawab dalam menghadapi berbagai dampak bencana sudah dimiliki oleh semua elemen yang ada di masyarakat. Maka dampak kerugian yang besar bila bencana terjadi akan bisa diminimalisir,” tutupnya. (Robi)
Discussion about this post