Pasaman Barat, R. Investigasi — Sejumlah warga Jorong Simpang Tiga, Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), keluhkan dengan keberadaan tower yang berdiri di pemukiman warga yang diduga tanpa penangkal petir, Selasa (21/7).
Tower tersebut diduga sudah beroperasi sekitar sepuluh tahun yang lalu, tetapi masyarakat yang terkena dampaknya baru sekitar satu tahun belakangan ini.
Sebagian warga mengeluhkan dengan keberadaan tower tersebut, pasalnya sudah sering barang barang elektronik yang rusak akibat dari sambaran petir diduga dampak dari tidak adanya anti petir pada tower tersebut.
Selain alat alat elektronik di rumah warga, sambaran petir juga merusak alat alat elektronik di salah satu rumah ibadah yakni mesjid Al-Azhar, seperti jam digital, receiver, mic toa juga tak luput dari sambaran petir tersebut.
Jorong Simpang Tiga, Junaidi, membenarkan keluhan warga tersebut saat dikonfirmasi oleh awak media di kantor Walinagari Simpang Tiga.
“Mesjid yang di sekitar tower tersebut sudah sering terkena dampaknya. Seperti toa mesjid yang disambar petir bahkan baru baru ini jam digital mesjid juga tersambar petir,” ujarnya.
Junaidi juga menambahkan, lebih memprihatinkan lagi di sekitaran tower itu juga terdapat tempat pengajian anak anak.
“Bukan tidak mungkin anak anak ini juga akan mejadi korban akibat terkena sambaran petir,” pungkasnya
Sementara itu anggota DPRD Pasaman Barat dari partai PDI Perjuangan periode 2019-2024 Dedi Lesmana, membenarkan dan meminta Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menindak lanjuti keluhan warga tersebut.
“Saya membenarkan dan meminta Dinas Kominfo untuk menindak lanjuti keluhan warga Simpang Tiga tersebut,” ujarnya.
Wali Nagari Koto Baru, Zulpiyan berharap agar pihak terkait mendengarkan keluhan masyarakat tersebut. Ia sudah beberapa kali melapor ke petugas tower terkomsel namun belum mendapatkan jawaban yang pasti. Pemerintah nagari meminta pengelola bergerak cepat agar tidak memakan korban jiwa, sebab lokasi tower berada di kawasan padat penduduk.
“Tower tersebut milik Telkomsel dibangun sejak beberapa tahun terakhir. Kejadian sejak setahun belakangan ini telah banyak merugikan masyarakat sehingga warga masyarakat merasa ketakutan di kala musim hujan,” ungkapnya. (wh/yd)
Discussion about this post