Sarolangun, Jambi — Hingga selesai waktu pengerjaan, pelaksana pekerjaan diduga tidak memajang papan pengumuman, sehingga besaran anggaran kontrak tidak diketahui publik.
Pasalnya, tujuh bulan usai dikerjakan, proyek pengaspalan jalan Dinas PUPR Sarolangun pada titik lokasi jalan Blok D Desa Mekar Sari, Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun, terindikasi asal jadi. Pekerjaan pengaspalan terkesan kurang perekat, ketebalan juga diduga tidak sesuai spek kegiatan proyek.
Diketahui proyek yang dikerjakan pada pertengahan bulan Desember 2019 lalu ini, dikucurkan melalui anggaran APBD tahun 2019 Kabupaten Sarolangun, mulai terlihat bobroknya kwalitas. Seperti terlihat di lapangan, fisik aspal jalan sudah rengkah, beberapa titik terlihat berlobang, Jum’at (17/07).
Seperti disampaikan oleh salah satu warga saat wartawan media ini turun investigasi ke lapangan, dijelaskannya sekira pertengahan Desember 2019 lalu proyek pengaspalan jalan sedang dikerjakan, masyarakat sempat sampaikan keluhkan bahwa aspal dinilai kurang perekat dan terkesan sudah dingin, sehingga menyebabkan material aspal tidak menyatu.
Masih dijelaskan olehnya, bahwa keluhan ini langsung disampaikan oleh masyarakat yang menyaksikan kepada dirinya, agar disampaikan ke pihak pelaksana proyek di lokasi atau dinas terkait.
“Waktu itu di saat pengaspalan dilakukan malam hari. Usai itu salah satu masyarakat sempat mendatangi dan menyampaikan kepada saya terkait apa yang dilihatnya. Lantas di pagi hari ketika pekerja masih mengerjakan proyek aspal jalan tersebut, saya sampaikan bahwa ketika masyarakat mengais pakai tangan, aspal langsung berderai dan tipis. Lantas saat itu pada titik yang disampaikan langsung diperbaiki oleh pekerja proyek yang memang saat itu masih sedang dalam pengerjaan,” diterangkan Sulis kepada media ini.
Patut disayangkan, di awal pekerjaan kwalitas pengerjaan proyek sudah tampak terkesan dikerjakan asal jadi, bahkan telah disampaikan ke pihak pelaksana proyek di lapangan. Fisik pengaspalan jalan diduga kuat kurangnya ketebalan pada bagian tengah fisik aspal, ketebalan tidak sesuai spek, tipis dan terkesan kurang campuran perekat pada material saat awal pengerjaan.
Lantas dijelaskan kembali, setelah dua bulan dikerjakan di bulan Februari 2020, permukaan fisik pada aspal jalan sudah terlihat di beberapa titik yang mengembang, menyebabkan aspal merekah dan pecah-pecah.
Bahkan di beberapa titik aspal terkelupas dan berlobang. Diduga tanpa adanya perbaikan sama sekali oleh pihak pelaksana proyek tersebut, di masa pemeliharaan yang telah ditentukan.
Hingga hari ini pada Jum’at (17/07) sekira pukul 14.50 Wib, fisik pengaspalan jalan yang rusak tersebut semakin melebar. Masyarakat berharap adanya perbaikan.
“Pertama tentu kami sebagai masyarakat ucapkan terima kasih adanya pengaspalan jalan di lingkungan ini bentuk perhatian pemerintah, sebagai masyarakat tentu juga sangat berharap adanya perbaikan, karena sebelumnya sudah belasan tahun merasakan bagaimana jalan lingkungan masih jalan batu, agar aspal bertahan lebih lama mohon lah agar diperbaiki,” katanya lagi.
Menindak lanjuti hasil investigasi dilapangan pada Jum’at (17/07), guna dimintai keterangan pada Bidang Bina Marga Dinas PUPR Sarolangun.
Pada Senin (20/07) sekira pukul 10.00 Wib, wartawan media ini menyambangi kantor dinas guna meminta keterangan kepada pejabat terkait.
Hingga berita ini tayang amat disayangkan pejabat terkait yang ditunjuk sebagai PPK, PPTK dan Pengawas belum berhasil ditemui terindikasi tidak sedang berada dikantor. Sehingga belum dapat dirangkum informasi berapa anggaran dan siapa pihak pelaksana kegiatan pengerjaan pengaspalan di Blok D Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan tersebut.
(Pen)
Discussion about this post