Padang Pariaman — Terhitung sudah tiga tahun berjalan. Ketika tahun 2018, Arief dinobatkan sebagai idola di panggung Liga Dangdut (Lida) Indosiar. Prestasi Arief di panggung Lida dengan suara emasnya, sukses masuk babak final di nominasi 3 besar.
Sekelebat Arief membawa harum nama Sumatera Barat, terkhusus Padang Pariaman. Dan seketika itu juga lah, 2 kepala daerah itu berlomba-lomba mencari ‘panggungnya’ sendiri di atas prestasi Arief.
Di tingkat Propinsi Sumatera Barat, ada Wakil Gubernur Nasrul Abit. Sementara di tingkat Kabupaten Padang Pariaman, di tempat domisili Arief tinggal bersama keluarga besarnya, hadir Bupati Ali Mukhni. Kedua kepala daerah itu sama sama memberikan janji kepada Arief.
Boleh dikatakan, sejauh ini harapan dan janji yang diberikan kepada Arief, tak kunjung ada realisasinya. Janji yang sejauh ini boleh dikatakan hanya pepesan kosong belaka. Sekedar lips service di atas panggung Lida.
Ketika itu Nasrul Abit memberikan harapan beasiswa untuk Arief yang kini tengah menyelesaikan Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Luar Biasa di UNP hingga selesai. Sedangkan Ali Mukhni dengan janji rumah baru untuk Arief.
Namun, harapan yang diberikan Nasrul Abit ternyata palsu. Hingga kini Arief pun di-PHP alias diberi harapan palsu. “Sewaktu saya masuk nominasi 3 besar. Wakil Gubernur Nasrul Abit mau memberikan saya beasiswa sampai tamat. Padahal dia tau, saya masuk ke perguruan tinggi dengan beasiswa. Cerita apalah itu namanya. Logikanya itu hal-hal yang tidak akan terwujud. Karena sekarang saya sudah semester 8. Sampai sekarang tidak jelas bagaimana kabarnya,” ungkap Arief dengan nada kecewa.
Demikian juga dengan Ali Mukhni yang menjanjikan rumah baru kepada Arief. Saat itu Bupati Padang Pariaman menjanjikan akan membuatkan rumah baru untuk Arief jika berhasil masuk 3 besar.
Ali Mukhni, kata Arief, berjanji memberikan rumah baru dengan budget Rp 150 juta sampai Rp 200 juta kala itu.
Sudah 3 tahun berjalan. Selama 3 tahun itu pula Arief mencoba menagih janji itu. Arief mengulas, sewaktu Ali Mukhni menjanjikan rumah baru saat dirinya berada di 3 besar ajang Lida Indosiar.
“Ya, dijanjikan rumah Rp 150 juta sampai Rp 200 juta tahun 2018 saat masuk di 3 besar. Ditagih lah, katanya realisasinya tahun 2019. Tapi ketika ditanyakan lagi di 2019, alasannya anggaran baru diusulkan tahun itu dan tahun 2020 ini dibangunnya. Tapi sampai sekarang juga belum ada,” ulas Arief buka-bukaan kepada media Senin malam (13/7/2020).
Atas alasan itulah, akibat tidak ada tanda-tanda kepastian janji tersebut. Arief kembali mencoba menemui Bupati Ali Mukhni di kantornya, Senin siang (13/7/2020). Di sana, dia kembali dihadapkan ke Sekretaris Daerah (Sekda) Jonpriadi, didampingi Kadis PUPR. Di sana Arief masih dijanjikan untuk pembangunan rumahnya di tahun 2021.
“Katanya akan dinaikan anggarannya tahun ini. Karena tahun 2020 kan seluruh mata anggaran terkena refocusing. Makanya 2021 realisasinya. Sebetulnya ibu saya sangat kecewa sekali dengan janji yang tak kunjung ada kepastian ini. Namun karena janji adalah hutang, makanya saya tagih untuk mengingatkan. Karena saya tidak ingin ada yang berhutang atau janji dengan saya, lalu tidak dibayar. Lalu hutang tersebut akan menggantungnya nanti di akhirat. Saya tidak ingin seperti itu,” terang Arief masih berharap Pemkab Padang Pariaman merealisasikan janji membangun rumah baru atas prestasi yang pernah dijanjikan sewaktu Arief jadi idola di ajang Lida 2018. (IDM)
Discussion about this post