Pariaman — Pengurus Yayasan Al-Mughni kembali mengadakan rapat dalam persiapannya menyambut tahun ajaran baru. Rapat juga dihadiri oleh Pembina Yayasan, Drs. H. Mukhlis Rahman, Sabtu (11/7/2020), bertempat di komplek Yayasan Al-Mughni, Pasir Pauh, Kota Pariaman.
Rapat rutin pengurus tersebut membahas beberapa poin persiapan menjelang memasuki tahun ajaran baru, di antaranya: persiapan peresmian Mesjid Tahfiz Zulbaidah, yang saat ini pengerjaannya dalam tahap finishing; pemantapan penerimaan santri pondok pesantren Al-Mughni, terakhir penetapan pimpinan pondok dan pimpinan tahfiz al-quran serta hal-hal yang dianggap perlu.
Pembina Yayasan H. Mukhlis Rahman mengatakan penting pembahasan yang digelar dalam rapat pada Sabtu (11/7/2020) yang melibatkan unsur pengurus, pengawas dan pembina yayasan itu.
Pada tahun ajaran ini, Yayasan Al-Mughni akan menerima santri perdana. Mantan Wali Kota Pariaman 2 periode, Mukhlis Rahman dalam arahannya menyepakati metode pembelajaran di tahun perdana penerimaan santri baru Pesantren Al-Mughni ini, mengusung konsep Pondok Pesantren Salafiah.
“Pesantren Salafiah ini kan, pesantren yang sifatnya masih konvensional. Dimana para santrinya belajar kitab kuning dan tahfiz al-quran. Jadi di tahun perdana ini kurikulum yang diberikan kepada para santri adalah ilmu tahfiz dan kitab kuning,” terang mantan wali kota yang murah senyum ini.
Menurut Mukhlis, kurikulum yang diajarkan dalam tahun perdana ini dari salafiah atau konvensional, sewaktu-waktu bisa diubah menjadi Pesantren Modern.
“Kita tentu lihat dulu perkembangan. Karena seiring berjalannya waktu, santri yang tadinya belajar kurikulum konvensional bisa dialihkan dengan modern,” terangnya.
Karena di tahun perdana ini, tahap pertama materi pembelajaran yang diberikan adalah bersifat non formal. “Artinya, santri tidak terbatas usia. Bagi yang mau belajar kitab kuning dan tahfiz bisa mendaftar di sini,” ujarnya.
Senada dengan H. Mukhlis Rahman, Ketua Yayasan Al-Mughni Tk. Amiruddin menyambut baik penerimaan santri perdana Pesantren Al-Mughni ini.
“Kita menyambut baik hasil keputusan rapat yang disepakati bersama. Karena ini perdana, maka kita memberikan materi berdasarkan kurikulum dari Pesantren Konvensional. Yaitu belajar kitab kuning dan tahfiz al-quran,” tukuknya.
Tk. Amiruddin menjelaskan hal itu sudah bisa dilakukan mengingat pembangunan Mesjid Tahfiz Zulbaidah yang berasal sumbangan dari donatur perantau Malaysia telah rampung dikerjakan. Ditambah lagi pembangunan 3 ruang kelas baru yang dalam perkiraan juga akan dapat difungsikan pada September mendatang.
“Dengan selesainya pembangunan Mesjid Tahfiz Zulbaidah sumbangan dari donatur kita, maka proses belajar mengajar sudah dapat dilakukan. Dan untuk tahun perdana ini kita menerima santri non formal dulu. Nanti seiring perkembangan pembangunan yayasan, yang sekarang baru ada 3 ruang kelas baru yang diperkirakan selesai dibangun pada September nanti, sudah bisa juga dimanfaatkan,” sebutnya.
Tk. Amir yakin, Pesantren Al-Mughni akan berkembang dengan pesat dengan kesungguhan yang dimiliki oleh pengurus, pembina dan pengawas untuk membangunan pesantren di pusat kota Pariaman. (*)
Discussion about this post