Malang–Pilkada serentak dapat dijalankan dengan sukses, jika menjalankan Mini Maksi, yakni meminilimasir pelanggaran dan memaksimalkan sosialisasi. Hal ini dikatakan Ketua Tanfidziyah PC NU Kabupaten Malang dr Umar Usman MM Jumat (3/7/2020).
“Bismillah meski pandemi, pilkada dan pilbup Malang akan bisa berjalan sukses. Dua point’ penting adalah menjalankan mini-maxi. Yakni meminimalkan pelanggaran dan memaksimalkan sosialisasi,” tandas dr Umar.
Minimalisir Pelanggaran
Praktik politik uang dalam Pilkada 2020 diperkirakan meningkat lantaran ada begitu banyak orang yang kehilangan pekerjaan selama pandemi virus Corona.
Dikatakannya, pandemi Covid-19 membuat banyak pendapatan masyarakat berkurang. Bahkan tidak sedikit pula yang harus kehilangan pekerjaan.
“Politik uang itu selalu ada dan akan meningkat dari pilkada atau pilpres. Hari ini terjadi turbulensi krisis ekonomi, masyarakat butuh uang. Mau tidak mau, salah satunya sumber adalah politik uang,” kata pria alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian hingga 7 Juni lalu, telah ada 3 juta orang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dampak pandemi virus Corona.
Sementara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi bakal ada 4,2 juta orang yang harus kehilangan pekerjaan akibat pandemi virus Corona.
Politik uang bisa berupa membagikan uang atau sembako kepada calon pemilih, bisa pula dalam bentuk lainnya.
“Pola penerapannya dalam bentuk lain, bisa jadi mungkin digital bentuknya seperti pulsa. Kandidat mewujudkan politik uangnya dalam bentuk pulsa. Bisa jadi dalam bentuk lain sesuai kebutuhan pemilih,” kata pria yang ikut meramaikan bursa Pilbup Malang 2020 ini.
Maksimal Sosialisasi
Angka partisipasi pemilih menjadi parameter sukses tidaknya pemilihan umum (pemilu). Namun, kualitas pilkada tak bisa diabaikan.
Kualitas Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 menjadi penting karena digelar di tengah pandemi (covid-19). Artinya, pesta demokrasi itu akan menjadi acuan.
Keberhasilan Pilkada 2020 juga dilihat dari tahapan menuju pemungutan suara pada Desember 2020. Sebab, beberapa kegiatan seperti kampanye tatap muka diminimalisir.
Peserta Pilkada 2020, harus berpikir keras untuk sosialisasi visi dan misi kepada calon pemilih. Cara-cara tersebut juga menjadi penentu kampanye berlangsung sukses tanpa tatap muka.
Selain itu, calon pemilih berhak mengetahui program kerja masing-masing calon. Pengetahuan masyarakat soal rekam jejak calon pemimpinnya juga menjadi acuan keberhasilan.
Hal ini kompleks, tapi harus memahami karena masing-masing daerah punya isu dan faktor memilih yang spesifik.
“Kesuksesan itu membutuhkan kerja sama agar target partisipasi Pilkada Nasional sebesar 77,5 persen dan kualitas berjalan beriringan. Butuh keterlibatan semua pihak,” urai dr. Umar. (Narto).
Discussion about this post