Bukittinggi — Hampir tiga bulan menghadapi pandemi Covid 19,dan berada di penghujung penerapan PSBB tahap II, tidak hanya masyarakat, Pemerintah Kota juga merasa “sasak angok”, karena dalam kurun waktu tersebut pendapatan asli daerah (PAD) yang bertumpu kepada sektor. pariwisata lumpuh, dengan pemasukan nol rupiah.
Begitu juga dalam bidang pendidikan dan agama, ternyata dinilai menimbulkan dampak negatif. “Hampir tiga bulan belajar di rumah telah menimbulkan berbagai tantangan bagi orang tua dan masyarakat”, jelas Walikota Bukittinggi, HM. Ramlan Nurmatias, SH,didampingi Wakil Walikota, H.irwandi,SH dan unsur Forkopimda Rabu (27/5) sore kemaren di aula kantor Balaikota, Bukik Gulaiancah.
Setelah melalui rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Forkopimda Bukittinggi, Rabu siang, Walikota menagaskan bahwa Bukittinggi menyatakan ke luar dari penerapan Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB) Sumatera Barat untuk selanjutnya akan melaksanakan Hidup Normal Baru ( New Normal Life).
Pertimbangannya, lanjut Walikota, setelah melakukan evaluasi bersama pihak terkait terutama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tentang penyebaran dan langkah yang dalam menangani pandemi Covid 19 di kota Bukittinggi, dinilai berjalan baik, sehingga mampu menahan laju penyebarannya.
Untuk melaksanakan pola ini, Ramlan menyebutkan sedang menyusun konsep matang yang akan diterapkan dalam Hidup Normal Baru (HNB) untuk sektor pariwisata, pendidikan, agama, usaha dan lainnya yang tetap mengacu kepada protokol kesehatan yang sudah ditentukan.
Untuk sektor pariwisata, yang dijadualkan mulai dilaksanakan 2 Juni besok, jumlah pengunjung objek wisata hanya akan menampung setengah dari kapasitas yang ada, dan sebelum masuk harus cuci tangan terlebih dahulu. Demikian hotel-hotel dan penginapan. “Petugasnya akan dilakukan Rapit Test, untuk menjaga keamanan pelayanan”, tegas Ramlan.
Sementara itu untuk pendidikan, seluruh guru pun juga akan diperiksa kesehatannya. Siswa yang akan mengikuti proses belajar mengajar, hanya untuk kelas IV SD ke atas, dengan sistim dua shift dan jam pelajaran hanya separuh dari waktu sebelumnya. Setiap guru dan murid pun harus memakai masker.
Begitu juga untuk ibadah dan usaha seperti perdagangan yang akan menerapkan protokol kesehatan. Walikota menyebutkan akan mengundang pihak terkait mulai dari MUI, pengurus mesjid/mushalla serta perwakilan pedagang untuk sosialisasinya.
Dalam mengantisipasi peluang potensi penyebaran Covid 19 dari luar, di setiap pos check point akan dilakukan pemeriksaan identitas orang yang masuk ke Bukittinggi. “Warga yang datang dari daerah zona merah seperti Padang terpaksa tidak diperbolehkan masuk kota”, tegas Walikota sambil menambahkan juga akan dilakukan razia KTP.
Sejumlah ruas jalan di dalam kota juga akan dilakukan penutupan, sehingga pintu masuk yang tersedia menjadi semakin sempit. (Pon/Yas)
Discussion about this post