Pesisir Selatan – Perantau Nagari Gantiang Mudiek Selatan (GMS), Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat (Sumbar) berikan bantuan kepada warga yang tidak tersentuh Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang terdampak Covid-19.
Koordinator Perantau Kenagarian Gantiang Mudiek Selatan, Heri Surikno menyebutkan Inisiatif tersebut dilakukan para perantau, karena banyaknya warga yang pantas mendapatkan bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS), tetapi tidak tersentuh sama sekali. Baik itu BLT dari Provinsi, Kemensos, Kabupaten dan menggunakan dana Nagari.
“Dari informasi yang kita terima, masih banyak warga yang layak dan terdampak tidak mendapatkan BLT, karena tidak terdata,”katanya kepada reportaseinvestigasi.com, Sabtu (23/5/2020)
Heri menceritakan, kondisi miris itu, diketahui perantau kata Heri, ketika munculnya berita disalah satu media Online kemarin Jumat (22/5/2020).
Dimana, ada sepasang suami istri, warga Gantiang Mudiek Selatan, menangis kekantor Camat Sutera untuk mempertanyakan kenapa dirinya tidak dapat BLT Covid-19.
“Dari berita itu, dia menangis menanyakan BLT, kenapa dia tidak menerima. Parahnya, dalam berita itu, untuk pergi ke kantor Camat, dia harus berhutang pembeli bahan bakar motornya, karena mereka tidak punya uang sama sekali,”ucapnya
Tetapi lanjut Heri, ketika sampai dikantor Camat Sutera, memang benar dia tidak termasuk sebagai penerima BLT dampak Covid-19, baik dari Provinsi, Kemenso, Kabupaten dan Nagari
“Bagaimana dia tidak menangis, dia memang tergolong warga kurang mampu, dia hanya buruh tani gambir, dan sekarang harga getah gambir anjlok,”ucapnya lagi
Ia menerangkan, pasangan suami istri itu, bernama Heri (40) dan Erni (34) memiliki dua orang anak, satu sudah sekolah dan satu masih kecil.
Dia hanya berkerja sebagai buruh tani gambir, sementara sejak pandemi Covid-19 ini, dia tidak lagi bekerja karena getah gambir tidak lagi dibeli oleh para pengumpul getah gambir.
“Getah gambir tidak dibeli lagi, mata pencarian dia mati. Tentu dia sangat berharap ada bantuan ini, makanya di rela berhutang ke tetangga untuk menanyakan, sedangkan yang lain menerima bantuan,”ujarnya
Kendati demikian lanjutnya lagi, melihat berita itu, para perantau Nagari Gantiang Mudiek Selatan, merasa tersentuh melihat kondisi yang terjadi pada masyarakatnya.
Ternyata memang benar, masih banyak warga yang layak mendapatkan BLT. Tetapi tidak tersentuh sama sekali.
“Kita merasa miris melihat kondisi ini, jadi ketika kami lempar ke grup WhatsApp perantau persoalan itu, mereka semua merespon dan sangat banyak yang bersedia memberikan bantuan kepada dunsanak yang ada dikampung,”katanya
Setelah membuka donasi sampai pukul 12.00 WIB tadi di group WhatsApp, terkumpulah dana sekitar Rp2 juta, dan diserahkan langsung tadi sore kepada pasutri Heri dan Erni.
“Dalam kesepakatan kami, bantuan diberikan sesuai dengan jumlah BLT yang disalurkan yaitu tiga bulan, satu bulan RP600 ribu, selain itu kita juga memberikan paket sembako dan lebaran,”katanya lagi
Kemudian, hari tadi bantuan telah di salurkan dengan melibatkan pihak Kepolisian, Pemerintah Nagari dan diwakili oleh perantau.
“Alhamdulillah hari tadi sudah kita serahkan, didampingi oleh anggota Kapolsesk Sutera, Wali Nagari dan beberapa orang tokoh masyarakat serta perantau yang mewakili,”jelasanya
Terkait hal itu, dirinya menyampaikan dari hasil persepakatan perantau, pihak perantau meminta kepada pemerintah nagari, bagi warga yang tidak tersentuh bantuan dampak Covid-19 di data kembali.
Sebab, dari persepakatan paranntau zakat fitrah dan zakat sumbangan yang nanti akan diberikan perantau pada hari raya idul fitri besok, diberikan kepada warga yang tidak menerima BLT.
“Dengan demikian nantinya, semua warga kita dapat tanpa ada yang dibedakan. Dan mudah-mudahan pandemi Covid-19 ini cepat berlalu. Dan kita juga berharap sedikit bantuan ini dapat meringankan beban warga kita,, dirinya dan perantau lain, meminta warga untuk tetap waspada penyebaran Covid-19,”tutupnya (Robi)
Discussion about this post