Oleh: Syafri Piliang
Wartawan Muda
Dharmasraya – Suara riuh petani ikan pecah di pinggir kolam ketika ribuan bibit nila dan lele dilepas perlahan ke permukaan air. Butiran pakan berjatuhan, menciptakan riak kecil yang menandai dimulainya harapan baru bagi masyarakat Nagari Ampang Kuranji dan Nagari Taratak Tinggi, Dharmasraya. Di bawah terik matahari, satu per satu boks berisi bibit ikan diangkut dengan hati-hati oleh para anggota kelompok budidaya. Senyum mereka merekah, seolah masa depan kemandirian pangan kini tampak semakin dekat.
Itulah suasana ketika Pemerintah Kabupaten Dharmasraya melalui Dinas Pangan dan Perikanan menyerahkan bantuan besar – besaran. Bantuan itu mulai dari bibit ikan, bahan baku pakan, hingga mesin produksi pakan mandiri. Bantuan ini menjadi bagian dari dorongan pemerintah untuk mewujudkan program One Village One Product (OVOP), program unggulan Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani, sebagai upaya memperkuat ekonomi kerakyatan melalui sektor pangan dan perikanan.
“Dharmasraya memiliki potensi besar dalam perikanan. Program OVOP kami dorong agar nagari punya produk unggulan dan mampu mandiri, tidak hanya tergantung pasokan luar,” ujar Bupati Annisa Suci Ramadhani, dalam kesempatan berbeda.
Selama ini, Dharmasraya masih bergantung pada pasokan ikan dan pakan dari luar daerah. Akibatnya, perputaran uang justru mengalir keluar, meninggalkan potensi besar yang seharusnya dapat digarap sendiri. Melalui OVOP, pemerintah ingin membalik keadaan: desa tidak lagi sekadar konsumen, tetapi menjadi produsen.
“Ini bukan sekadar bantuan, tapi investasi jangka panjang untuk kemandirian masyarakat,” kata Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Dharmasraya, Hasto Kunchoro, usai menyerahkan 100.000 ekor bibit ikan nila dan 100.000 ekor ikan lele kepada kelompok budidaya ikan.
Penyerahan bantuan berlangsung di dua lokasi berbeda, didampingi oleh Wali Nagari, Kepala Bidang Perikanan, UPT Balai Benih Ikan, Pengawas Perikanan, PPL KKP, hingga Task Force Dinas Pangan dan Perikanan. Kehadiran mereka menandai betapa serius pemerintah mendorong sektor ini tumbuh lebih cepat.
Tak hanya bibit ikan, pemerintah juga memberikan paket bahan baku pakan mandiri diantaranya 12 ton ikan rucah, 7 ton jagung, 3 ton tapioka, dan 7 ton dedak. Semua itu akan diolah menjadi pakan berkualitas agar pembudidayaan berjalan efisien dan berbiaya rendah. Untuk mempercepat proses produksi, pemerintah melengkapi kelompok dengan satu paket mesin pakan lengkap dengan mesin diesel, mixer, penepung, hingga pencetak pakan.
Di lapangan, antusiasme terlihat jelas. “Dengan mesin ini, kami bisa produksi pakan sendiri. Biaya berkurang, kolam bisa lebih produktif,” ungkap Rizal, ketua salah satu kelompok budidaya di Nagari Taratak Tinggi. Ia berharap bantuan ini berlanjut dengan pelatihan berkelanjutan agar produksi dapat stabil.
Dukungan pemerintah pun tak berhenti sampai di situ. Sebuah Rumah Pakan sedang dibangun di Nagari Ampang Kuranji. Progresnya telah mencapai 90 persen dan diproyeksikan menjadi fasilitas kunci untuk produksi pakan mandiri skala lokal. Jika beroperasi maksimal, desa tak lagi tergantung pada pakan pabrikan yang mahal.
“Kami ingin setiap nagari tidak sekadar memelihara ikan, tapi bisa menguasai hulu hilirnya yakni mulai dari bibit, pakan, produksi hingga pemasaran,” tambah Hasto, menegaskan komitmen jangka panjang dinas.
Di sela kegiatan, beberapa anggota kelompok budidaya tampak menimang bibit ikan dalam genggaman. “Kalau pakan bisa dibuat sendiri, biaya produksi jelas turun. Kami jadi lebih semangat,” kata Junaidi, petani ikan Ampang Kuranji yang sudah tiga tahun bergelut di kolam lele.
Harapan itu sejalan dengan tujuan besar pemerintah untuk memacu pertumbuhan komoditas perikanan lokal, meningkatkan kapasitas kelompok budidaya, serta memperkuat ketahanan pangan daerah. Dharmasraya tengah menyiapkan diri bukan hanya sebagai konsumen produk pangan, melainkan calon lumbung ikan baru di Sumatera.
Dan kini, ketika ribuan bibit mulai berenang di kolam – kolam warga, masa depan itu seolah tampak bergerak. Tenang, kecil, namun luar biasa menjanjikan persis seperti riak air yang lahir dari sebutir pakan yang jatuh ke permukaan.***



Discussion about this post