Bukittinggi — Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar dijadwalkan hadir dalam pembukaan acara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-41 Tingkat Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) di Bukittinggi pertengahan Desember 2025 mendatang.
Kehadiran Menteri Agam tersebut disampaikan Wako Ramlan Nurmatias pada rapat pelaksanaan MTQ Nasional ke-41 Tingkat Provinsi Sumbar di Balairung rumah dinas Walikota Bukittinggi, Selasa (2/12).
Menurut Wako, pembukaan MTQ ke-41 akan dilaksanakan di Lapangan Kantin atau lapangan Wirabraja Kodim 0304 Agam, jalan Sudirman Bukittinggi.
“Pembukaan MTQ dilakukan pada Sabtu (13/12/2025). Sebelum pembukaan terlebih dulu makan malam bersama dengan Bapak Menteri di rumah dinas. Setelah itu baru ke lapangan kantin untuk acara pembukaan MTQ ke 41,” ulas Ramlan.
Untuk penyelenggaraan MTQ ke 41 Tingkat Sumbar ini, tambah Wako, telah dialokasikan dana sebesar Rp12 miliar, termasuk di dalamnya bantuan keuangan khusus (BKK) dari Pemerintah Provinsi Sumbar.
“Pemko Bukittinggi sendiri telah menganggarkan sebesar Rp5 miliar,” sebut Wako.
Wako Ramlan juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat atas kepercayaan yang diberikan kepada Bukittinggi sebagai tuan rumah.
MTQ ke 41 diperkirakan akan dihadiri kurang lebih 20 ribu pengunjung, yang tentu akan memberi dampak ekonomi positif bagi masyarakat.
Pada kesempatan itu, Wako Ramlan Nurmatias juga menyampaikan duka mendalam atas bencana Hidrometeorologi yang melanda sejumlah daerah di Sumbar.
“Meski kondisi jalan banyak yang rusak berat dan sulit dilewati. MTQ sebagai kegiatan keagamaan, pelaksanaannya tidak ditunda dan telah berkoordinasi dengan semua pihak,” tambah Wako.
Penyelenggaraan MTQ ke 41 di Bukittinggi akan digelar selama enam hari dari tanggal 13 – 18 Desember 2025 tersebut, rapat dihadiri hampir seluruh panitia pelaksana acara.
Untuk diketahui, kata Wako Ramlan Nurmatias, Sumatera Barat memiliki sejarah panjang dalam penyiaran Islam dan perjuangan bangsa.
Dari ranah Minangkabau khususnya kota Bukittinggi lahir banyak tokoh besar, salah satunya pendiri Diniyyah Putri Padang Panjang, yang dikenal sebagai pelopor pendidikan dan penyiaran Islam di tingkat nasional.
Kota Bukittinggi tidak hanya dikenal sebagai kota perjuangan, tetapi juga memiliki peran penting dalam pengembangan dan penyiaran agama Islam.
Di sisi lain saat ini, Pemko Bukittinggi tengah menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan dan Daerah Khusus, untuk memperkuat identitas, nilai sejarah dan karakter keislaman yang telah melekat sejak dahulu. (*)



Discussion about this post