Bukittinggi — Harga sejumlah bahan pokok yang sempat naik sejak beberapa waktu dikhawatirkan bisa memicu meningkatnya inflasi di kota Bukittinggi.
Untuk mengendalikan kenaikan tersebut, Wakil Walikota Bukittinggi, Ibnu Asis, bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Bukittinggi, melakukan pemantauan langsung ke Pasar Bawah, Selasa, (28)10) sebagai pasar primer pusat penjualan bahan kebutuhan pokok bagi warga.
Wakil Walikota Bukittinggi, Ibnu Asis, menyampaikan, hasil pemantauan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menunjukkan sebagian besar harga bahan pokok di Pasar Bawah masih relatif stabil.
Namun, terdapat satu komoditas yang mengalami kenaikan cukup signifikan, yakni cabai merah lokal, yang saat ini berkisar antara Rp.80.000 hingga Rp.90.000 per kilogram. Pemerintah Kota Bukittinggi bersama TPID akan terus melakukan pemantauan harga dan pasokan kebutuhan pokok secara berkala guna menjaga stabilitas ekonomi daerah serta mengendalikan laju inflasi.
“Kami menemukan harga cabai lokal naik cukup tinggi. Meski begitu, kami berharap kenaikan ini tidak terlalu signifikan memengaruhi inflasi di Bukittinggi. Saat ini inflasi tercatat sebesar 4,4 persen, yang salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga cabai dan logam mulia,” jelasnya
Wawako mengimbau masyarakat, khususnya petani, untuk meningkatkan produksi cabai dan memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber kebutuhan rumah tangga. Ia menambahkan, kenaikan harga juga dipicu oleh rantai pasok yang belum merata.
Karena itu, diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan pedagang untuk menjaga stabilitas harga serta kelancaran distribusi barang di pasaran.
Berdasarkan hasil tinjauan lapangan, harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Bawah terpantau berada pada kisaran yang relatif stabil, antara lain: beras seharga Rp.17.000 per kilogram, bawang merah Rp.22.000 per kilogram, bawang putih Rp.30.000 per kilogram, dan cabai merah Rp80.000 per kilogram dengan stok yang masih terbatas.
Sementara itu, harga daging sapi mencapai Rp.150.000 per kilogram, ayam ras berkisar antara Rp.45.000 hingga Rp.50.000 per ekor, serta telur ayam ras Rp.58.000 per tray, mengalami kenaikan sekitar Rp,8.000 dibandingkan harga sebelumnya. (*)



Discussion about this post