Jakarta Barat — Ketua Pokja Kepolisian Jakarta Barat, Teuku Faisal, menegaskan pentingnya wartawan muda memahami prinsip dasar karya jurnalistik yang profesional, yakni keberimbangan dan ketaatan pada Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Ia mengingatkan agar para jurnalis pemula tidak hanya bergantung pada audiensi dari satu pihak, melainkan melakukan verifikasi dan pengumpulan bukti di lapangan.
“Berita berimbang adalah roh dari jurnalisme yang profesional. Wartawan tidak boleh hanya mendengar dari satu pihak, tetapi wajib mencari data pembanding dan bukti penguat agar informasi yang disampaikan benar-benar objektif,” ujar Teuku Faisal saat Raker di Markas Pokja PWI Kepolisian Jakarta Barat,di Kembangan Rabu (22/10/2025).
Menurutnya, lembaga profesi kewartawanan seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kerap menggunakan pendekatan audiensi untuk membangun komunikasi, namun wartawan muda harus mampu memaknainya secara bijak. Audiensi seharusnya menjadi wadah klarifikasi dan pendalaman isu, bukan sekadar mendengar atau menerima satu sudut pandang.
“Audiensi itu penting, tapi jangan berhenti di situ. Wartawan muda harus melengkapinya dengan riset, wawancara lapangan, dan pemeriksaan data pendukung agar berita yang dihasilkan tidak sepihak,” tambahnya.
Faisal menilai, tantangan terbesar wartawan muda saat ini adalah derasnya arus informasi dan tekanan untuk cepat mempublikasikan berita. Karena itu, disiplin terhadap Kode Etik Jurnalistik (KEJ) menjadi fondasi utama agar jurnalis tetap menjaga integritasnya.
“Wartawan yang memahami KEJ tidak akan mudah terjebak pada berita provokatif tanpa dasar atau kepentingan tertentu. Pokja Polres Jakarta Barat siap menjadi mitra edukatif bagi rekan-rekan wartawan, terutama generasi muda, agar tetap memegang prinsip etika dan tanggung jawab sosial dalam menjalankan profesinya,” ujar Faisal.
Sebagai bentuk komitmen, Pokja Kepolisian Jakarta Barat berencana mengadakan forum edukasi dan diskusi terbuka bersama organisasi wartawan dan redaksi media untuk memperkuat pemahaman wartawan muda terhadap verifikasi data, keberimbangan berita, serta etika dalam peliputan.
“Kami ingin melahirkan generasi wartawan muda yang cerdas, beretika, dan dipercaya publik. Pokja akan terus mendorong budaya jurnalistik yang sehat dan berimbang di lingkungan kerja kepolisian dan media,” pungkasnya.
Pesan Edukasi Ketua Pokja Teuku Faisal untuk Wartawan Muda
1. Jangan hanya mengandalkan audiensi — selalu cari sumber pembanding.
2. Lakukan verifikasi ke minimal dua pihak atau lebih.
3. Pelajari dan pahami isi lengkap Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
4. Hindari konflik kepentingan dengan narasumber.
5. Jadikan berita sebagai karya intelektual dan moral, bukan sekadar konten cepat tayang.***
Red/amr
Discussion about this post