Kota Pariaman — Kondisi gempuran fiskal nasional yang mengakibatkan lesunya ekonomi di daerah, akibat dampak dari kebijakan efisiensi anggaran yang diberlakukan pemerintah pusat, tak urung membuat capaian program kedaerahan menjadi tersendat, bahkan berjalan stagnan.
Ditengarai dengan kondisi tersebut, sejumlah tokoh masyarakat Kota Pariaman seperti mantan Wali Kota Pariaman 2 periode (2008 s/d 2018) Mukhlis Rahman; mantan Ketua Baznas Pariaman, Edi Jamohor; mantan pimpinan DPRD Kota Pariaman, Syafinal Akbar; tokoh masyarakat Desa Apar, Jeni Tantawi serta tokoh pers Ikhlas Darma Murya, memberikan dukungan penuh kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pariaman, Yota Balad-Mulyadi.
Sejumlah tokoh di atas memberikan sumbang saran dan masukan membangunan, Rabu (16/10/25). Di antaranya membahas penguatan ekonomi kerakyatan dengan mengoptimalkan potensi yang ada serta memberdayakan pemeliharaan aset sesuai dengan visi misi kepala daerah.
Pasalnya seperti diketahui, kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah pusat dengan memotong belanja APBD melalui pengurangan dana Transfer ke Daerah (TKD), sangat mempengaruhi ekonomi masyarakat yang masih bergantung pada APBD.
Dari 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat ditambah dengan pemerintah provinsi, pada tahun anggaran 2026, pemotongan yang diberlakukan pemerintah pusat diperkirakan mencapai total Rp2,6 triliun untuk seluruh daerah kabupaten/kota dan provinsi di Sumatera Barat.
Pemotongan dana TKD ini lebih besar porsinya dibanding dengan tahun 2025 sekarang. Tak ayal, APBD Pemerintah Kota Pariaman yang saat ini (tahun 2025) dipotong Rp72 miliar, maka di tahun 2026 dipastikan akan menerima jatah pemotongan kembali sekitar Rp93 miliar.
Berbekal pengalaman sebagai birokrat dan dilanjutkan dengan menjadi Wali Kota Pariaman selama satu dekade, Mukhlis Rahman menawarkan solusi dan kerjasama yang selaras dengan visi misi kepala daerah, yang disambut baik Wali Kota Yota Balad.
Rencananya Pemko Pariaman akan melakukan kesepakatan kerjasama MoU dengan Yayasan Al Mughni Pariaman dengan program satu santri satu desa untuk mendukung program unggulan (progul) kepala daerah.
Selain itu pengoptimalan program water front city dengan lokasi di sekitar TPU Limau Kapeh, Pauh Barat, yang sebelumnya telah dirintis pada era Wali Kota Mukhlis Rahman.
Serta, mengoptimalkan dan melakukan pemeliharaan aset-aset yang sudah ada, seperti Tugu Adipura, dan Tugu Angkatan Laut, untuk melestarikan nilai sejarah dan capaian yang diraih Kota Pariaman.
“Itu semua adalah langkah-langkah kecil yang kongkrit dan ekonomis, tidak membebani APBD di saat keuangan dalam kondisi kritis sekarang, namun punya dampak besar untuk masyarakat Kota Pariaman dan sangat menunjang progul kepala daerah,” ujar Mukhlis saat beraudiensi dengan Wali Kota Yota Balad yang turut didampingi Wawako Mulyadi, di ruang kerja wali kota. (Red)
Discussion about this post