Oleh Syafri Piliang
Wartawan Muda
Dharmasraya – “Alam takambang jadi guru,” begitu kata pepatah Minangkabau yang sarat makna dan menjadi cermin di perjalanan Kabupaten Dharmasraya pada usia yang akan menginjak ke -22 tahun. Alam mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan kebijaksanaan. Begitu pula arah pembangunan yang kini digerakkan oleh Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani.
Sejak memimpin, Annisa lebih memilih tidak menunggu, tetapi menjemput bola ke pusat, memperjuangkan berbagai program dan anggaran untuk memastikan pembangunan berjalan berkesinambungan. Upaya itu sejalan dengan visi besar , ” Dharmasraya Sejahtera Merata”, Ini cita-cita agar setiap jengkal tanah dan setiap lapisan masyarakat merasakan hasil pembangunan itu.
Dari pusat sampai kepolosok negeri penghujung, ia menjemput aspirasi mulai dari perbincangan dengan tokoh masyarakat, hingga ke suara petani.Tak hanya sampai disitu, Srikandi juga menjemput dan mengetuk hati bagi perusahaan yang beraktivitas di negeri ini, terkait dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Karena CSR merupakan salah satu dari komitmen perusahaan untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, sembari meningkatkan kualitas hidup karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal, dan masyarakat luas tentunya.
Jika bicara soal CSR bukan tentang bantuan atau donasi, tapi juga bagaimana perusahaan tersebut bertanggung jawab secara sosial, semisal mendukung pendidikan, kesehatan dan perhatikan lingkungan seperti mengelola limbah dengan benar serta menanam pohon.
“Dharmasraya ini masih muda, tapi semangatnya tak kalah dengan kabupaten lain yang sudah lama berdiri. Kami terus berusaha agar potensi daerah tergarap maksimal, baik di sektor infrastruktur, pendidikan, maupun ekonomi rakyat melalui UMKM,” ujar Annisa dalam sebuah kesempatan.
Beragam terobosan inovatif mulai terlihat hasilnya. Dari peningkatan konektivitas antar-nagari, pembangunan pasar modern warisan pemimpin sebelumnya, hingga penguatan sektor pendidikan melalui beasiswa dan pelatihan guru. Pemerintah daerah juga aktif menggandeng kementerian dan lembaga pusat untuk mendukung program prioritas, mulai dari bidang sosial, lingkungan, hingga pengembangan sumber daya manusia.
Langkah-langkah itu menunjukkan bahwa filosofi alam takambang jadi guru bukan hanya sekadar kata indah di dinding pemerintahan. Tetapi wujud napas dalam setiap kebijakan. Dharmasraya belajar dari alam, bertumbuh perlahan, tapi pasti dan berakar kuat pada kearifan lokal, dan menjulang menuju masa depan yang sejahtera.
Kini, Dharmasraya bukan lagi disebut sebagai kabupaten muda belia. Ia telah menjadi simbol daerah yang adaptif dan progresif, memadukan nilai budaya dengan semangat modernitas. Dengan tangan dingin sang bupati muda, daerah di ujung selatan Sumatera Barat ini kian meneguhkan langkah untuk menjadi contoh pembangunan berkeadilan serta berkelanjutan dimasa sekarang dan akan datang.***
Discussion about this post