Oleh Syafri Piliang
Wartawan Muda
Dharmasraya – Di sebuah sudut Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumbar tumpukan sampah plastik dan bahan bekas yang kerap dipandang sebelah mata. Bagian sebagian warga yang peduli terhadap lingkungan sampah itu berubah wujud menjadi aksesori cantik dan hiasan rumah yang bernilai jual. Di tangan kreatif ibu-ibu pengrajin, botol bekas, kertas, hingga potongan kain sisa disulap menjadi karya seni bernuansa ramah lingkungan.
Suasana hangat terasa pada Senin (30/09 /2025) ketika Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Dharmasraya, Hj. Rafnelly Rafki Marlon, menyambangi para pengrajin. Kehadirannya disambut penuh semangat oleh Wali Nagari Sungai Duo, Ali Amran, bersama komunitas pengrajin yang sehari-hari berjuang menjadikan limbah sebagai sumber rezeki.
“Kerajinan ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga punya makna besar. Dari barang yang dianggap tidak berguna, masyarakat mampu menghadirkan nilai ekonomi dan menjaga lingkungan,” ujar Rafnelly, seraya mengagumi sejumlah produk daur ulang yang dipamerkan.
Kreativitas dari Kampung
kerajinan berbasis daur ulang di Sungai Duo tumbuh dari keprihatinan akan banyaknya sampah rumah tangga. Alih-alih hanya menjadi beban lingkungan, warga setempat justru melihat peluang. Dengan keterampilan sederhana, mereka menganyam, mengecat, hingga merangkai bahan bekas menjadi dompet, vas bunga, gantungan kunci, sampai dekorasi rumah.
“Awalnya kami coba-coba. Ternyata banyak yang suka, bahkan ada pesanan untuk acara resmi,” kata salah satu pengrajin, dengan senyum penuh rasa bangga.
Kini, kelompok pengrajin itu tak sekadar menjaga tradisi kearifan lokal, tetapi juga memberi tambahan penghasilan bagi keluarga.
Untuk dukungan pemasaran
bagi Rafnelly, potensi ini layak mendapat dukungan lebih luas. Ia menegaskan, Dekranasda Dharmasraya akan membantu meningkatkan kualitas dan memperluas akses pemasaran produk, baik melalui pameran daerah maupun jaringan digital.
“Kalau ini dikembangkan serius, produk daur ulang dari Sungai Duo bisa bersaing dengan kerajinan kreatif daerah lain. Kita ingin masyarakat makin percaya diri dan termotivasi,” tegasnya.
Wali Nagari Sungai Duo, Ali Amran, mengaku terharu dengan perhatian Dekranasda. Menurutnya, kunjungan ini bukan sekadar seremonial, tetapi bukti nyata bahwa karya masyarakat kecil di kampung juga patut diperhitungkan.
“Kami berharap dukungan ini bisa menjadi semangat baru bagi para pengrajin untuk terus berkarya dan meningkatkan keterampilan,” katanya.
Dari nagari untuk dunia
cerita dari Sungai Duo memberi pesan sederhana namun kuat, sampah bukan akhir dari siklus, melainkan awal dari peluang. Di tangan masyarakat kreatif, limbah berubah menjadi produk bernilai, memperkuat ekonomi keluarga, sekaligus menjaga bumi tetap lestari.
Dengan sentuhan Dekranasda, bukan mustahil kerajinan dari kampung kecil di Dharmasraya ini kelak akan dikenal lebih luas, bahkan hingga menembus pasar nasional.***
Discussion about this post