Sawahlunto — Sengkarut Ratusan Juta Rupiah dana Simpanan wajib anggota Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Tut Wuri Handayani diduga masih gelap gulita, karena sampai Rapat Anggota Tahunan (RAT) digelar beberapa anggota yang akan menarik dananya karena telah pensiun tak kunjung dapat diterima.
Kalaupun sebagian kecil telah menerima namun tak sepenuhnya diterima anggota KPN yang sebagian besar beranggotakan PNS Dinas Pendidikan dan guru itu yang telah pensiun dari PNS yang diantaranya ada yang diterima secara cicilan dan berlangsung lama atau tidak tepat waktu.
Salah seorang guru SD di kota Sawahlunto yang telah keluar dari Anggota KPN Tut Wuri Handayani itu menyatakan dirinya sudah tak jadi anggota Koperasi lagi dan masih ada sisa Dana simpanan wajib yang belum diterima.
“Kondisi ini hampir semua dialami bagi anggota koperasi yang keluar dan pensiun, bahkan ini sudah berlangsung lama sampai saat ini,” kata guru Mapel Olahraga itu, Sabtu (9/8/2025).
KP-RI Tut Wuri Handayani Kota Sawahlunto berdasarkan surat nomor : 065/KP-RI TWH/VIII/2025 yang ditandatanggani Ketua Syamsul Bahri, S.Pd dan Sekretaris Triningsih S.Pd itu menggelar RAT tahun buku 2024 di SD 13 Pasar Remaja Kota Sawahlunto, Sabtu (9/8/2025).
Saat dikonfermasi awak media terkait pelaksanaan RAT KP-RI itu, salah seorang peserta RAT KP-RI Tut Wuri Handayani Apriandes tak mau berkomentar banyak masalah banyaknya tunggakan Dana Simpanan wajib anggota yang belum diberikan atau dilunasi.
“Tentang dana Simpanan wajid anggota yang belum diterima, dana akan dibayarkan dan diangsur membayarnya karena kondisi keuangan koperasi masih sedikit,” katanya usai RAT.
Kondisi Dana Macet di KP-RI Tut Wuri Handayani Sudah Lama
Sengkarut KP-RI Tut Wuri Handayani Kota Sawahlunto itu sudah berlangsung lama, sebelumnya pernah dimuat ropertaseinvestigasi.com, di saat KPRI Tut Wuri Handayani yang dipimpin H Mawardi S.Ag, M.M saat itu, karna kondisi koperasi itu dilanda kredit macet berkisar ratusan juta menjadi momok yang mengakibatkan beberapa dana anggota yang seharus menjadi haknya, seperti simpanan pokok dan wajib masih tak berujung.
Pasalnya, KP-RI Tut Wuri Handayani yang memiliki total modal Rp7,17 miliar, memiliki modal sendiri sebesar Rp3,6 miliar. KPRI Tut Wuri Handayani memiliki 464 anggota, yang ditopang modal luar sebesar Rp3,5 miliar ini terungkap, disaat anggota koperasi yang selama mengabdi menjadi PNS dipotong gajinya tiap bulan, namun disaat pensiun dana yang seharusnya dapat secepatnya diterima tak kunjung ditangan.
Salah seorang anggota KPRI Tut Wuri Handayani Sawahlunto yang pensiunan Dinas Pendidikan dikota ini Yuherman tak menampik bahwa sejak dirinya pensiun namun simpanannya berkisar Rp13 juta belum ditangan.
“Sudah setahun lebih saya pensiun, tapi uang simpanan koperasi belum juga diterima, mungkin nasib para pensiunan lain juga sama. Padahal, bagi pensiunan uang itu sangat dibutuhkan untuk menjalankan usaha kecil-kecilan buat tambahan uang pensiun,” sebut Yuherman, Jum’at (31/7/2019) lalu.
Hal yang sama juga dialami rekan yang pernah satu dinas dengan Yuherman, namun enggan disebutkan namanya dengan alasan istrinya masih pegawai aktif. “ saya lebih dahulu masuk tahun pensiun dari Yuherman, namun sampai saat ini belum juga menerima uang simpanan yang selama ini dipotong tiap bulan, tentu uangnya lebih besar “ sebutnya mengira.
Pernah ditanyakan, jelasnya perihal uang simpanan anggota selama ini, karna kami sudah lama pensiun kepada pengurus koperasi, namun jawabannya dana masih belum terkumpul, karna masih banyak anggota yang nunggak pinjaman.
Dan yang minjam pun sebagian sudah tak lagi berada dikota Sawahlunto. “Ya, kami jadi harus sabar saja menunggu dana milik kami itu diberikan pengurus, walaupun hampir dua tahun,” keluhnya.
Terkait banyaknya dana macet serta masih belum dibayarkannya dana simpanan anggota yang telah masuk pensiun, dibenarkan Mawardi pimpinan Tut Wuri Handayani Sawahlunto.
“Uang simpanan anggota yang pensiun pasti akan diberikan karna itu milik mereka, namun kondisi dana koperasi masih belum cukup untuk membayarkan, karna banyaknya tunggakan yang harus dijemput petugas dan bendaharawan,” jelas Mawardi di kantor BKPSDM Sawahlunto, Kamis (11/7/2019).
Saat ini, jelas Mawardi kondisi koperasi yang dipimpinnya karna terjadi banyaknya kredit macet yang membuat kondisi keuangan koperasi sangat sulit dan ada yang diluar wilayah kedinasan bahkan diluar daerah yang macet.
“Kita akan upayakan kondisi ini akan pulih dengan uapaya maksimal serta adanya bantuan dana dari Bank Nagari, semua dana yang harus diterima anggota, meski harus menunggu daftar antrian, pasti akan sesegera mungkin diberikan,” pungkasnya. (Inv.02)
Discussion about this post