Oleh: Syafri Piliang
Wartawan Muda
Dharmasraya – Dalam pusaran derasnya arus birokrasi yang kadang tak tenang, terdengar suara dua tokoh lama dari balik senyap zaman H. Eri Antoni politisi partai PAN dan H. Rudi Hartono politisi partai Golkar
, kedua mantan pemegang palu dewan ini, angkat bicara soal langkah sang Srikandi muda yang memilih penjabat Sekda yamg berasal dari negeri seberang.
Bupati Annisa Suci Ramadhani,
langkahnya tak hanya muda tapi juga mengandung makna strategi.Ia menunjuk Penjabat Sekda dari ranah Provinsi,
di tengah bisik-bisik tentang putra daerah yang tak jadi opsi.
“Bukan soal asal, tapi soal siapa yang mampu menggerakkan kapal,”ujar Eri Antoni, mantan legislator kabupaten Sijunjung 1999 – 2004 dan Dharmasraya priode 2004 – 2009 , ia menyaksikan diri lahirnya sebuah Kabupaten baru yang di beri nama” Dharmasraya” asa dari rahim Sijunjung yang dirundung harapan itu.
” Kita tak menapik pamong senior dari dalam memang ada,
tapi adakah yang benar-benar menjelma sebagai nahkoda,..?” lirihnya.
Sementara Rudi Hartono,
yang pernah duduk di kursi tertinggi DPRD priode 2009- 2014, ia bicara lebih meneduhkan hati, tanpa nada curiga.“Yang penting ia mampu memahami tanah ini, yang belum lama merangkak dari sunyi.”Katanya, antara darah dan daratan bukanlah penentu utama, melainkan jiwa melayani yang benar-benar bekerja.
Di kabupaten anyar yang masih mencari bentuk dan suara,
terkadang kepala daerah harus memilih antara populis atau fungsional semata. Putra daerah bukan tak layak,
tapi adakah mereka siap bertarung di gelanggang tanpa lentur..? Atau selama ini hanya berdiri di tepi, menunggu untuk dijemput, bukan menjemput bukti, tapi janji.
Langkah Annisa memang berani, bukan untuk menyenangkan semua hati,
tapi demi memastikan roda birokrasi tetap berlari sejajar dengan Kabupaten lainnya yang berada di Provinsi Sumbar.
Bukan tersangkut oleh loyalitas buta atau romantisme asal negeri.
Maka dari ruang suara-suara masa lalu, terdengar gema bahwa pilihan bukan sekadar suka atau tidak suka.
Tapi tentang siapa yang sanggup membaca arah mata angin dan menyalakan pelita di antara kabut yang belum selesai menggantung di langit nan biru.
Di ujung keputusan itu, sejarah akan mencatat, Apakah sang Pj sekda dari provinsi akan menjadi jembatan emas,
atau sekadar bayangan lewat saja yang tak pernah menancap di tanah basah seperti negeri yang berjuluk petro dolar ini.****
Discussion about this post