Oleh Syafri Piliang
Wartawan Muda
Dharmasraya – Di sebuah aula sederhana yang biasa dipenuhi instruksi dan disiplin militer, hari itu terdengar suara tangis anak-anak, bukan karena ketakutan, tapi karena nyeri kecil yang menyertai sebuah awal menuju kedewasaan—sunatan.
Rabu, 9 Juli 2025 hari yang istimewa bagi anak libur sekolah yang tak akan dapat dilupakan oleh 21 anak dari berbagai pelosok Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Di saat libur sekolah dimanfaatkan sebagian anak untuk bermain atau berlibur, mereka justru bersiap menjalani prosesi sunatan massal gratis yang digelar oleh Koramil 03/Pulau Punjung.
Dipimpin langsung oleh Mayor Czi Sarinto, kegiatan bakti sosial ini bukan sekadar tindakan medis biasa. Ada rasa empati dan kepedulian yang mengalir dalam setiap langkah dari denyut nadi loreng. Sebagai pelaksana teknis, Koptu Firmanto, Babinsa yang dikenal dekat dengan warga, turut mengatur jalannya kegiatan dengan sentuhan lembut penuh keihklasan dan ketulusan.
Mengobati dengan Kepedulian
Bukan rahasia, biaya sunat yang terus melonjak membuat banyak orang tua dari keluarga kurang mampu menunda atau bahkan mengabaikan prosesi ini. Di sinilah Koramil mengambil peran. Dengan momentum libur sekolah, sunatan ini jadi solusi yang bukan hanya meringankan beban ekonomi, tetapi juga tidak mengganggu aktivitas belajar.
“Ini salah satu bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat. Apalagi anak-anak ini adalah generasi penerus. Kami ingin mereka mendapatkan hak yang sama, tanpa terbebani oleh faktor ekonomi,” ujar Mayor Czi,Sarinto, dengan tatapan mata yang penuh rasa tanggung jawab.
Dari Sarung hingga Senyum
Di luar tindakan medis, Koramil juga menyiapkan bingkisan berupa kain sarung untuk anak-anak yang disunat. Sarung, peci, dan uang saku menjadi hadiah kecil yang disambut dengan senyum lebar oleh para peserta. Bahkan ibu-ibu dari Persit Ranting 4 Koramil 03/PP Cabang LXIV Dim 0310/SSD turut hadir, memberikan dukungan dan menenangkan anak-anak yang tegang.
Salah satu orang tua peserta, Komala tak kuasa menyembunyikan rasa syukurnya. Anaknya yang bernama Albi Komara berusia 9 tahun, siswa SDN 021 Kampung berdomisili di Jorong Sungai Sonsang ,Nagari Sikabau, menjadi salah satu peserta sunatan.
“Kami sangat terbantu. Biaya sunat sekarang cukup besar, tapi di sini anak saya tidak hanya disunat gratis, tapi juga diperlakukan dengan baik. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut,” tutur Komala saat menemani anak keduanya di sela- sela sunatan masal yang sedang menunggu giliran.
TNI di Antara Rakyat
Di balik seragam dan barikade, para prajurit TNI ini membuktikan bahwa keberadaan mereka tak hanya soal pertahanan, tapi juga soal kemanusiaan. Mereka hadir dalam ruang-ruang sederhana, menjembatani ketimpangan, merawat luka kecil yang menyentuh luka sosial lebih besar: kesenjangan akses terhadap layanan dasar.
Langkah Koramil Pulau Punjung ini tak hanya tentang sunatan massal. Ini adalah potret kecil tentang sinergi yang hidup antara militer dan rakyat, yang dibingkai dalam aksi nyata dan senyap namun penuh makna.
Di hari libur itu, aula militer menjadi tempat penyembuhan, bukan hanya luka kulit—tapi juga luka sosial. Dan di sanalah, tanpa banyak kata, TNI kembali menegaskan: mereka ada bukan hanya untuk menjaga negara, tapi juga untuk merawat masyarakatnya.*
Discussion about this post